Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Gus Dur: Tokoh Islam yang Dikenal oleh Lintas Agama

gusdur-muda

“All religions insist on peace. From this we might think that the religious struggle for peace is simple, but it is not. The deep problem is that people use religion wrongly for victory and triumph. This sad fact then leads to conflict with people who have different beliefs.” 

("Semua agama menekankan terhadap perdamaian. Dari pernyataan ini, kita mungkin berpikir bahwa perjuangan agama untuk perdamaian adalah hal yang sederhana, tetapi sebenarnya tidak demikian. Masalah yang mendalam adalah ketika orang menggunakan agama untuk mencapai kemenangan dan keunggulan. Fakta sedih ini kemudian mengarah pada konflik dengan orang-orang yang memiliki keyakinan yang berbeda.") Itulah ungkapan Gus Dur tentang penolakan terhadap radikalisme.

Gus Dur adalah sosok yang keras menentang segala bentuk radikalisme agama, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Tokoh nasional ini memiliki pemikiran yang maju tentang peran agama dalam kehidupan berkomunitas. Lalu, siapakah Gus Dur sebenarnya? Mari kita telusuri dalam biografi singkatnya.

Biografi Gus Dur - Karir dan Pendidikan

KH. Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, lahir pada tanggal 7 September 1940 di Jawa Timur, tepatnya di Jombang. Keluarganya memiliki latar belakang keagamaan yang kuat. Kakeknya adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), bernama KH. Hasyim Asyari. 

Sementara kakek dari pihak ibunya adalah seorang pengajar pesantren pertama yang mendidik perempuan di kelas. Ayahnya pernah menjabat sebagai menteri agama pada tahun 1949, dan ibunya adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar di Jombang.

Tak heran jika Gus Dur tumbuh dalam atmosfer keislaman yang mendalam. Pendidikan awalnya dihabiskan di madrasah di Jombang. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, dan Universitas Baghdad di Irak. Selama karirnya, Gus Dur bergabung dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial pada tahun 1971.

Selain itu, ia juga menulis artikel untuk Majalah Tempo dan Kompas, menjadikannya seorang komentator sosial yang terkenal. Gus Dur adalah seorang cendekiawan Muslim, seorang sosialis, dan seorang demokrat.

Di dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), Gus Dur pernah menjabat sebagai Ketua Umum selama 3 tahun. Pada tahun 1980, ia berhasil mereformasi NU menjadi lebih modern. Empat tahun kemudian, ia kembali menjadi Ketua Umum NU. Selama kepemimpinannya, Gus Dur berhasil mengubah sistem pendidikan di NU sehingga kualitasnya dapat bersaing dengan sekolah umum lainnya. NU menjadi organisasi Islam yang modern dalam perkembangannya.

Gus Dur dikenal sebagai orang yang paling menentang rezim Orde Baru Soeharto. Partai PKB yang dipimpinnya berkoalisi dengan partai-partai muslim untuk membentuk poros tengah. Poros tengah ini kemudian beraliansi dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri untuk menekan rezim Orde Baru. Keberhasilan para mahasiswa menggulingkan presiden pada waktu itu menjadikannya sebagai tokoh reformasi. Berkat poros tengah juga Gus Dur diusung menjadi calon presiden menggantikan presiden BJ. Habibie.

Biografi Gus Dur - Sebagai Presiden RI ke-4

Gus Dur diangkat sebagai presiden RI oleh MPR pada tanggal 21 Oktober 1999. Ia merupakan presiden RI yang keempat menggantikan BJ. Habibie. Selama pemerintahan Orde baru, bangsa Indonesia mengalami ancaman disintegrasi kedaulatan negara RI. Terjadi kerusuhan di beberapa daerah seperti Aceh, dan Papua. Sebelumnya, Timor Timur pun mengalami hal yang sama. Provinsi tersebut memilih merdeka dan menjadi negara Timor Leste setelah diadakan pemilu pada masa pemerintahan presiden BJ. Habibie.

Tokoh yang menggagas perdamaian di Aceh adalah Gus Dur. Ketika tidak ada usaha dari pemerintahan yang sebelumnya, Gus Dur mengajak dialog tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Teuku Abdullah Syafei. Bersama para tokoh GAM, perundingan dilakukan untuk menciptakan Aceh yang damai. Dalam sebuah pernyataannya, Gus Dur menyatakan bahwa rakyat Aceh hanya ingin menentukan nasibnya sendiri tanpa ada campur tangan berlebih dari pemerintah pusat, seperti yang dilakukan oleh mantan presiden Soeharto.

Gus Dur selalu membela kaum minoritas. Ini dibuktikan dengan perjuangannya membela hak-hak etnis Tionghoa di Indonesia. Jasanya tercermin dengan penetapan hari raya Imlek sebagai hari libur nasional. Sebelumnya, hari raya Imlek merupakan hari raya opsional.

Kemudian, penetapan agama Konghucu sebagai agama resmi yang ke enam di Indonesia. Sekarang ini hak-hak warga etnis Tionghoa di Indonesia sama seperti warga pribumi lainnya. Oleh sebab itu, Gus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme bagi etnik Tionghoa di Indonesia.

Cita-cita luhur Gus Dur adalah menciptakan bangsa Indonesia yang bebas dari radikalisme agama. Ia menentang kekerasan yang mengatasnamakan agama. Cara pikir Gus Dur sangat jauh ke depan. Kadangkala perkataannya dianggap kontroversial tapi menjadi perjalanan berbagai bidang seperti sosial, politik, dan budaya bangsa Indonesia ke depan. Tak hanya itu, Gus Dur merupakan pemimpin pertama di Indonesia yang menyatakan permintaan maaf kepada para keluarga PKI yang telah dibunuh dan disiksa semasa rezim Orde Baru.

Biografi Gus Dur - Turun dari Kursi Presiden

Kasus buloggate dan bruneigate menjadi awal kehancuran pemerintahan nya. Para lawan politiknya menjadikan kasus ini sebagai alat untuk menjatuhkan kepemimpinannya. Akhirnya, pada tanggal 23 Juli 2003 Gus Dur diberhentikan sebagai presiden RI yang ke-4. Ia menjabat sebagai presiden selama 20 bulan. 

Pada masa jabatannya, Gus Dur seringkali bepergian keluar negeri. Itu sebabnya ia disebut sebagai “Presiden Pewisata”. Namun begitu, Gus Dur tetaplah seorang negarawan muslim yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan. Ia ingin menunjukan bahwa agama Islam itu sangat terbuka, adil, dan toleran.

Setelah menderita sakit, Gus Dur meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2009. Meskipun ia telah meninggal, banyak jasa-jasa yang ia berikan seperti menjadi inspirator pemuka agama-agama untuk melihat bahwa keanekaragaman suku, agama, dan ras yang ada di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang harus dipelihara. 

Perbedaan tersebut merupakan kekuatan dalam membangun bangsa yang besar menuju kemakmuran. Disamping itu, Gus Dur juga membantu jalannya proses reformasi yang sesuai dengan asas Pancasila dan UUD.

Sebagai seorang tokoh nasional, tentu setiap orang punya prinsip hidup. Begitu juga dengan Gus Dur. Tiga prinsip hidupnya yakni akan selalu berpihak pada kaum yang lemah, anti segala bentuk diskriminasi, dan tidak akan pernah membenci orang sekalipun ia disakiti.

Semasa hidupnya, Gus Dur berusaha menghapus segala bentuk diskriminasi suku, ras, dan agama di Indonesia. Gus Dur juga selalu berbicara “tidak penting apapun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya agamamu”. Sungguh pernyataan bijak dari seorang negarawan muslim.

Biografi Gus Dur - Penghargaan

Prestasi Gus Dur tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. Ia mendapatkan banyak gelar kehormatan dalam bidang kemanusiaan, pluralisme, perdamaian, dan demokrasi dari berbagai lembaga pendidikan di seluruh dunia, seperti:

  • Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)
  • Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)
  • Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorbonne University, Paris, Perancis (2000)
  • Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)
  • Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand (2000)
  • Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)
  • Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)
  • Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Netanya University, Israel (2003)
  • Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003)
  • Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)

Selain itu, Gus Dur menerima penghargaan lain seperti Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir (1991), Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina atas usahanya dalam mempromosikan hubungan antar-agama di Indonesia (1993), dan diakui sebagai Bapak Tionghoa Indonesia (2004). Ia juga dikenal sebagai seorang Pejuang Kebebasan Pers.

Demikianlah, Gus Dur adalah sosok yang memiliki dampak besar dalam sejarah Indonesia. Ia pantas diakui sebagai Bapak Pluralisme dan Demokrasi, dan warisannya tetap relevan hingga hari ini.

Posting Komentar untuk " Biografi Gus Dur: Tokoh Islam yang Dikenal oleh Lintas Agama"