Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Mengimani Malaikat Israfil

Keutamaan Mengimani Malaikat Israfil

Malaikat merupakan makhluk Allah SWT yang diciptakan dari cahaya. Ia adalah makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah SWT semenjak bumi belum dihuni oleh Adam dan Hawa. Malaikat yang perlu diketahui ada sepuluh, yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan. Salah satu malaikat yang memiliki tugas meniup sangkakala adalah Malaikat Israfil.

Sangkakala dan Malaikat Israfil

Sangkakala di sini sering kali diartikan sebagai tiupan saat mendekati hari kiamat. Namun, secara hakiki, sangkakala di sini sangat bermakna luas. Malaikat Israfil sebagai peniup sangkakala berarti malaikat yang bertugas menandakan waktu-waktu tertentu yang berhubungan dengan kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Sebagai contoh, manusia yang mengalami kiamat sugra seperti musibah pun dapat dikatakan telah mendapat peringatan dari sangkakala Israfil. Namun, sangkakala yang kita jabarkan seringkali diinterpretasikan sebagai terompet atau alat musik yang sering kita lihat di dunia. 

Padahal, jika dilihat secara maknawi, sangkakala yang ditiup Malaikat Israfil di sana bukanlah alat lahiriah yang bisa kita lihat melainkan alat batiniah yang berarti waktu yang telah ditentukan oleh Allah mengenai peristiwa atau kejadian suatu hal dalam kehidupan manusia.

Untuk melewati qada dan qadar yang telah dikehendaki oleh Allah SWT, manusia memerlukan waktu yang sebagai penandanya akan ditiuplah sangkakala oleh Malaikat Israfil. Dengan demikian, Allah SWT juga memiliki jadwal tertentu yang telah diatur sedemikian rupa sehingga menjadi satu peristiwa yang harus diambil hikmahnya oleh manusia.

Tidak hanya itu, mengimani adanya Malaikat Israfil beserta tugasnya sebagai peniup sangkakala juga berarti bahwa manusia tidak memiliki kehendak sedikit pun untuk bisa melampaui kehendak Allah SWT, terutama dalam membatasi waktu dan mengubah waktu-waktu tersebut.

Malaikat Israfil menjadi penanda yang jelas mengenai kekuasaan Allah SWT akan ciptaan-Nya. Waktu yang manusia miliki di dunia sangat berbeda dengan waktu yang dimiliki Allah SWT di dunia dan di akhirat.

Waktu yang kita miliki hanyalah sebatas perputaran bumi, pergantian bulan dan bintang yang dirangkum dalam 24 jam dalam sehari, 30 hari dalam sebulan, dan 12 bulan dalam setahun ciptaan manusia, sedangkan waktu yang dimiliki Allah SWT, memiliki ketakterhinggaan yang menyebabkan manusia harus taat kepada-Nya, termasuk mengimani Malaikat Israfil sebagai penanda waktu tersebut.

Dengan adanya perbedaan waktu tersebut, kita bisa memaknai Malaikat Israfil sebagai tangan kanan Allah SWT dalam menentukan waktu-waktu tertentu, terutama waktu kiamat, baik kiamat sugra maupun kiamat kubra. 

Artinya, segala kejadian yang telah terjadi, bahkan yang akan terjadi pada manusia telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah SWT, sehingga tidak bisa diganggu gugat karena ketika Israfil meniupkan sangkakala, tidak ada lagi yang bisa mengubah apa yang sudah dikehendaki oleh Allah SWT.

Melalui Malaikat israfil, Allah SWT menyampaikan kehendak-Nya serta mengharuskan manusia untuk mengimani apa yang telah ditetapkan-Nya tanpa ada keraguan di dalamnya. 

Mengimani Malaikat Israfil

Mengimani adanya Malaikat Israfil bukan saja bukti bahwa kita sebagai umat Islam telah melakukan rukun iman dengan baik, tapi juga mempercayai bahwa ada makhluk lain yang diciptakan Allah SWT dan bersifat gaib serta memiliki kelebihan dibandingkan dengan manusia yang secara lahiriah dianggap sebagai makhluk paling sempurna dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan. 

Selain sebagai representasi penanda waktu, Malaikat Israfil juga merupakan bukti bahwa manusia menciptakan segala penanda waktu tidak murni dari idenya sendiri. 

Sebagai contoh, manusia penemu jam, baik jam pasir maupun jam elektronik yang kita gunakan sekarang, tidak menemukan jam secara murni dari pikiran mereka melainkan ada pengetahuan yang muncul secara batiniah sehingga muncullah ide tersebut.

Manusia menciptakan sesuatu berdasarkan pengalaman empirisnya, namun secara batiniah, mereka menciptakan sesuatu berdasarkan wahyu yang telah diturunkan Allah SWT, melalui Malaikat Jibril, dan waktu yang telah ditentukan oleh Allah SWT melalui Malaikat Israfil.

Malaikat Israfil juga pernah menolong Nabi Musa dalam keadaan terdesak, yakni saat kaumnya dikejar oleh Raja Firaun beserta antek-anteknya. Dalam keadaan terdesak, menurut nalar kita, tidak mungkin ia dan kaumnya yang begitu banyak dapat lolos dari sergapan Firaun yang terkenal keji.

Akan tetapi, berkat kebesaran dan kekuasaan Allah SWT melalui Malaikat Israfil, kaum Nabi Musa bisa lolos dari keadaan yang terdesak itu. Pada saat itu, Malaikat Israfil lah yang ditugaskan oleh Allah SWT untuk meniup sangkakala sehingga seluruh alam ciptaan Allah SWT mendengarkan tanda tersebut sebagai representasi untuk membantu Nabi Musa dan umatnya.

Kasus lainnya adalah saat Nabi Muhammad mendapatkan masalah dengan kaum Quraisy. Pada saat itu, Malaikat Israfil juga meniupkan sangkakala sebagai tanda agar Nabi Muhammad dapat menghindari serangan Kaum Quraisy. Dalam sejarah perkembangan Islam, kedua hal tersebut dapat menjadi bukti adanya Malaikat israfil sebagai refleksi Allah SWT dalam mengatur waktu dan ketetapannya.

Akan tetapi, dalam kehidupan modern, kejadian yang berhubungan dengan tugas Malaikat Israfil tersebut juga bisa saja dialami manusia dengan kondisi yang mungkin lebih realistis, seperti halnya musibah-musibah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagai contoh, beberapa tabrakan beruntun yang terjadi pada awal tahun 2012 ini merupakan kejadian kecil yang bisa saja menimpa kita semua.

Namun, Malaikat Israfil telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk meniup sangkakala pada saat kejadian yang kita ketahui sekarang. Selain itu, ada juga bencana alam yang baru-baru ini terjadi, yaitu angin tornado. Hal itu membuktikan bahwa Malaikat Israfil sedang melaksanakan tugasnya dalam meniup sangkakala.

Akan tetapi, jangan berpikir kalau tugas Malaikat Israfil hanya berkutat pada keburukan saja, tapi juga memiliki tugas yang sama dalam menandakan waktu kebaikan. Sebagai contoh, adanya rezeki yang diterima oleh manusia merupakan bukti bahwa Allah juga menugaskan Israfil untuk menentukan waktu kapan Malaikat Mikail akan menurunkan rezekinya pada manusia tersebut.

Kejadian baik lainnya dapat kita lihat saat umat Islam merayakan hari raya besar, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Kedua hari besar tersebut seringkali menimbulkan konflik antar umat Islam sendiri karena adanya perdebatan hari raya yang tepat. Namun, kesepakatan yang pada akhirnya ditetapkanlah yang merupakan penanda bahwa Israfil telah menjalankan tugasnya untuk meniup sangkakala.

Namun, ada keutamaan yang kita dapatkan dari mengimani malaikat Israfil. Keutamaan tersebut meliputi segala kejadian yang baik dan yang buruk. Jika kejadian yang baik selalu kita syukuri dan selalu kita harapkan, kejadian buruk pun bisa mendatangkan syafaat kepada manusia.

Hikmah lain dalam mengimani Malaikat Israfil, yang ada di dalam kejadian buruk yang telah ditetapkan Allah SWT menjadi bukti utama bahwa manusia tidak memiliki kekuatan jika dibandingkan dengan Allah SWT. Kejadian buruk juga memberikan peringatan kepada manusia untuk tidak berbuat zalim, baik terhadap alam, sesamanya, bahkan terhadap dirinya sendiri.

Oleh karena itu, rukun iman yang kita miliki haruslah benar-benar diyakini dalam hati, dilakukan dengan perbuatan, dan diucapkan secara lisan sehingga segala kejadian yang telah ditetapkan Allah dapat diterima sebagai bentuk penghambaan diri kita kepada-Nya, termasuk mengimani Malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala pada hari-hari yang telah ditetapkan Allah SWT.

Posting Komentar untuk " Keutamaan Mengimani Malaikat Israfil"