Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wujud dan Cara Iman kepada Allah SWT

Iman kepada Allah
credit:instagram@artikelposter

Iman kepada Allah merupakan salah satu tugas dan kewajiban kita sebagai makhluk ciptaanNya. Hal ini merupakan bentuk pengabdian tanpa batas yang harus kita lakukan untuk Sang Pencipta. Secara singkat Iman kepada Allah berbasis pada kata Iman.

Iman kita artikan sebagai mempercayai sesuatu dengan hati, mengucapkan secara lisan, dan mewujudkannya dengan perbuatan yang dilakukan oleh tubuh.

Ini merupakan sebuah keyakinan yang tidak dapat berbantah lagi sebab ini merupakan kesadaran atas kehakikian hidup. Bahwa, ada yang berkuasa atas kehidupan ini dan kita harus meyakininya sebagai sesuatu yang hakiki. Tidak ada sesuatu yang dapat mengalahkan kekuasaanNya tersebut.

Apapun dan siapapun di dunia ini harus tunduk dan meyakini atas keberadaanNYA. Siapapun di dunia ini beriman kepada Allah sebagai sumber kehidupan dan penghidupan. Dengan kemampuan yang dimilikiNya, maka Allah dapat melakukan apapun terhadap dunia dan seisinya. 

Dalam agama Islam dengan jelas iman kepada Allah tersebut ditulis dalam salah satu ayat yang diterjemahkan sebagai Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Ayat ini jelas-jelas menginformasikan kepada kita bahwa dalam hidup dan kehidupan kita tidak ada Tuhan yang patut disembah dan diagungkan selain Dia.

Wujud dan Bentuk Iman Kepada Allah

Dalam kepercayaan agama Islam, kita mengenal adanya rukun iman. Rukun iman ini ada 6 (enam) dan salah satunya dan pertama adalah beriman kepada Allah. Beriman kepada Allah ini sebenarnya merupakan aspek dasar dalam kehidupan yang mengikuti ajaran agama Islam.

Hal ini dapat kita buktikan dari kenyataan bahwa ketika seseorang akan memeluk agama Islam, maka kepadanya diwajibkan untuk mengucapkan kalimat syahadat. Kalimat syahadat adalah salah satu ungkapan dan keyakinan yang dimiliki seseorang beragama Islam terkait dengan beriman kepada Allah.

Sementara untuk perwujudan iman kepada Allah ini dapat kita lihat berdasarkan beberapa hal dalam kehidupan seseorang. Hal-hal tersebut merupakan cerminan sikap dan pola kehidupan kita. 

Dan, jika  kembali pada konsep dasar dari kata iman, setidaknya kita dapat mengatakan ada 3 (tiga) perwujudan iman kepada Allah dalam kehidupan kita yang dapat dilihat berdasarkan:

1. Keyakinan dirinya kepada Tuhan

Keyakinan bawah ada sesuatu yang sangat berkuasa dalam hidup dan kehidupan kita, dimana kekuatan tersebut tidak dapat tergantikan oleh siapa dan apapun. Sedemikian berkuasanya sesuatu tersebut sehingga tidak ada yang mampu menandingi kemampuan atau kekuasaan tersebut.

Orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang meyakini bahwa Allah itu ada. Keyakinan yang dimilikinya membuatnya tidak ragu lagi atas keberadaan Allah di sekitar kita, walaupun kita tidak dapat melihat secara langsung.

Kita yakin bahwa Allah ada di dalam ketiadaanNya. Artinya Allah itu memang ada walaupun kita tidak dapat melihatnya secara pasti, setidaknya kita merasakan keberadaannya dalam hati kita.

Orang-orang yang mempunyai iman kepada Allah pasti merasa nyaman dalam hidupnya. Hal ini karena mereka yakin bahwa Allah selalu menjaga kehidupannya. Bagaimanapun kondisi kehidupan, mereka yakin ada yang mengatur semua ini. Inilah keyakinan yang ada dalam diri kita.

Semakin besar rasa yakin kita kepada Allah, berarti semakin besar pula rasa Iman kepada Allah.Ya, keimanan seseorang memang sangat tergantung pada tingkat keyakinan seseorang terhadap Allah. Iman itu memang sangat tergantung pada keyakinan.

Seseorang beriman, berarti seseorang itu yakin atas yang diimani. Begitulah yang kita maksudkan dengan beriman kepada Allah. Kita merasa yakin dengan mengucapkan secara kesan, dan melakukan sesuatu yang nyata untuk mewujudkan rasa iman tersebut.

2. Ucapan yang mengikuti keyakinannya

Untuk mengetahui tingkat keyakinan seseorang atau membuktikan keimanan seseorang kepada Allah, maka kita dapat mengetahuinya dari wujud ucapan yang diungkapkannya. Kita dapat mengetahui ucapan keyakinannya atas keberadaan Allah.

Ucapannya bahwa dia beriman kepada Allah merupakan wujud keseriusannya dalam perasaan imannya. Bukankah dalam kehidupan kita sehari- hari, kita harus mengucapkan rasa cinta kita kita kepada seseorang agar seseorang itu mengerti apa yang kita inginkan.

Dengan ucapan yang disampaikan, maka kita dan banyak orang mengetahui bahwa seseorang mempunyai keimanan kepada Allah. Untuk menunjukkan bahwa kita mencintai seseorang, maka kita harus mengucapkan rasa cinta tersebut kepada orang yang kita cintai tersebut. Jika tidak, maka orang tersebut tidak akan mengetahui bahwa kita mencintainya.

Begitu juga halnya rasa cinta ataupun iman kepada Allah, harus kita ucapkan sehingga semua orang mengetahui bahwa kita beriman kepada Allah. Pada sisi lain, ucapan rasa iman kita merupakan proklamasi kita atas keputusan kita untuk beriman kepada Allah.

Dan, selanjutnya hal tersebut mengabarkan kepada masyarakat bahwa kita telah menjadi bagian dari agama tersebut. Misalnya untuk pemeluk agama Islam, keyakinan tersebut dapat kita ucapkan dengan membaca kalimat syahadat.

Kita memang masih harus mengucapkan rasa atau keimanan kita agar semakin yakin dalam diri kita terkait dengan keimanan tersebut. Ucapan kita saat mengucapkan kalimat syahadat merupakan wujud kita dalam mengaktualisasikan rasa iman kepada Allah.

3. Melakukan berbagai kegiatan hidup

Beriman kepada Allah dapat kita wujudkan dengan berbagai kegiatan hidup dalam kehidupan kita. Tentunya keimanan ini memang perlu diaktualisasikan dalam kegiatan hidup. Bagaimana kita menjalani kehidupan ini merupakan wujud dari keimanan kita kepada Allah. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita mencerminkan tingkat keimanan kita pada Allah.

Semakin bagus tingkah laku kita dalam kehidupan, maka keimanan kita boleh dibilang semakin bagus pula.Setidaknya dalam hal ini kita perlu mengakui bahwa beriman kepada Allah dapat diwujudkan dalam tingkah laku kita. Bagaimana kita menjalani kehidupan kita merupakan cerminan keimanan kita.

Pada umumnya, mereka yang mempunyai tingkat keimanan tinggi memang pola kehidupannya selalu terjaga baik. Jika Beriman kepada Allah kita semakin banyak diisi hal-hal positif, maka semakin beriman, kehidupan semakin positif. Semakin sedikit keimanan, maka kehidupan semakin negatif. Hal ini dapat kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Berapa banyak orang yang beriman yang selalu menerapkan pola kehidupan positif, dan berapa banyak orang yang tidak beriman dan selalu menerapkan pola kehidupan negatif? Hal ini memang tidak dapat kita abaikan begitu saja.

Setiap perwujudan iman dalam kehidupan yang berupa tingkah laku atau perbuatan, maka dalam keseharian selalu menjaga agar tingkah lakunya selalu positif. Setiap orang yang beriman akan menerapkan pola kehidupan positif agar dapat menjadi teladan bagi orang lain sehingga dapat bersikap sama dalam menjalani kehidupan.

Perwujudan iman kepada Allah memang harus kita pahami secara benar agar kita dapat menjalani kehidupan semakin baik. Jika masyarakat kita banyak yang beriman, maka semakin bagus pola kehidupan masyarakatnya.

Seperti yang kita ketahui selama ini, bahwa kehidupan di lingkungan pondok, pola kehidupannya lebih baik sebab semua penghuninya beriman. 

Dan, sudah seharusnya kita berusaha agar masyarakat kita tetap menjalankan keimanan kepada Allah secara baik agar kehidupan masyarakat juga baik. Hal ini sangat penting agar masyarakat kita terjaga dari tindak negatif yang justru akan membahayakan kehidupan bangsa.

Agar kehidupan bangsa kita menjadi lebih baik, maka kita harus meningkatkan keimanan kepada Allah. Masyarakat kita harus dikondisikan agar tata pergaulan hidup selalu didasari oleh nilai-nilai positif kehidupan.

Dan nilai-nilai positif tersebut hanya dapat kita capai kalau kita mempunyai tingkat keimanan yang tinggi. Sebenarnya, jika kita meninjau cara kita beriman kepada Allah, maka setidaknya kita menjumpai 2 (dua) cara, yaitu:

1. Iman kepada Allah yang bersifat Ijmali

Cara iman seperti ini mempercayai Allah secara umum atau secara garis besar. Dalam hal ini, posisi Al Qur an dipakai sebagai sumber ajaran pokok islam sebab telah memberikan pedoman kepada kita dalam mengenal Allah. 

Dalam hal ini Allah adalah Dzat yang maha Esa dan Maha Suci. Allah adalah Maha Pencipta, Maha Mendengar, maha Kuasa, dan Maha Sempurna

2.  Iman kepada Allah bersifat Tafsili

Bersifat tafsili artinya kita mempercayai Allah secara rinci. Dalam hal ini, kita berkewajiban mempercayai adanya Allah dengan sepenuh hati dan dalam hal ini mengisyaratkan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan sifat-sifat makhlukNya.

Konsep ini diwujudkan dengan adanya ‘Asmaul Husna’. Dan, kita dianjurkan untuk berdoa dengan  membaca Asmaul Husna beserta menghafal serta meresapi dalam hati dengan penghayatan arti yang terkandung dalam Asmaul Husna. 

Iman kepada Allah memang menuntut sikap dan penyikapan terhadap kondisi dan sikap positif terhadap keberadaan Allah dalam kehidupan kita.

Posting Komentar untuk " Wujud dan Cara Iman kepada Allah SWT"