Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masjidil Aqsa - Bukti Keagungan Sejarah Islam

Masjidil Aqsa
credit:instagram@mahran._.maher

Masjidil Aqsa adalah salah satu tempat suci umat Islam yang berada di kawasan Kota Lama Yerusalem. Masjid Al Aqsa memiliki arti masjid terjauh dan disebut juga sebagai Baitul Maqdis. 

Masjidil Aqsa ini merupakan kiblat pertama umat Islam dan hal itu berlangsung selama enam belas setengah bulan setelah peristiwa Isra’ Mi’raj. Setelah itu, atas perintah Allah SWT kiblat umat Islam dipindahkan dari Masjidil Aqsa ke arah Ka’bah.

Membuka Sejarah Masjidil Aqsa

Masjidil Aqsa adalah salah satu tempat paling bersejarah bagi umat Islam. Tempat ini adalah salah satu tempat yang disinggahi oleh Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam sebelum Ka’bah. 

Tempat ini adalah salah satu tempat yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dikunjungi selain Mekkah. Tidak ada catatan yang pasti yang menunjukkan waktu dibangunnya Masjidil ini.

Tapi menurut suatu riwayat, Masjidil Aqsa adalah masjid pertama yang dibangun oleh nabi Adam, setelah nabi Adam membangun Baitul Haram. Bangunan ini kemudian roboh seiring dengan waktu dan kemudian dibangun kembali oleh Nabi Daud dan disempurnakan oleh Nabi Sulaiman. 

Adapun menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dzar dan dikutip oleh Al Alusi menyatakan bahwa Masjidil ini dibangun oleh nabi Yakub as sekitar 40 tahun setelah kakeknya Nabi Ibrahim as mendirikan Ka’bah di Mekkah.

Umat Yahudi percaya bahwa bahwa di kompleks Masjidil ini terdapat Foundation Stone yaitu batu landasan yang dipercaya sebagai tempat Yahweh menciptakan alam semesta dan tempat Abraham mengorbankan Isaac. Bagi umat Islam sendiri, batu tersebut adalah tempat Nabi Muhammad menjejakkan kakinya untuk melakukan Mi’raj.

Pada saat pemerintahan Khalifah Abd Al Malik Ibn Marwan dibangunlah kubah dan masjid polygon yang dikenal saat ini dengan nama Dome of The Rock (Kubah Batu).

 Pada tahun 638 M, khalifah Umar bin Khattab melakukan pengembangan Masjidil Aqsa untuk pertama kalinya. Pengembangan ini berlanjut sampai masa Khalifah Al Walid yang meliputi Dome of The Rock (Kubah Batu) dan bangunan sekelilingnya.

Kompleks Masjid Al Aqsa memiliki luas 144.000 meter persegi. Luas kompleks Masjid Al Aqsa ini merupakan 1/6 dari seluruh area yang dikelilingi oleh tembok kota tua Yerusalem. Kompleks Masjidil ini juga dikenal dengan Al Haram El Sharif atau tanah suci yang mulia dan orang Yahudi menyebutnya sebagai Kuil Sulaiman.

Masjidil Aqsa dibangun secara permanen pada masa Khalifah Abdul Malik dari Kekhalifahan Bani Umayyah pada tahun 66 H dan diselesaikan oleh putranya Al Walid pada tahun 73 H (705 M). Masjidil ini pernah mengalami kehancuran pada tahun 746 M setelah peristiwa gempa bumi sehingga hancur seluruhnya dan dibangun kembali pada tahun 754 M oleh Khalifah Abbasiyah Al Mansur.

Kemudian, masjidil ini dikembangkan oleh Al Mahdi pada tahun 780 M. Gempa berikutnya pada tahun 1033 M menghancurkan sebagian besar bangunan Masjid Al Aqsa dan direnovasi kembali pada tahun 1035 M oleh Kekhalifahan Fatimiyah Ali Azh-Zhahir.

Pada tahun 1099, Tentara Salib menaklukkan Yerusalem dan mereka merubah fungsi Masjid ini menjadi istana dan gereja. Masjidil ini kembali ke fungsinya sebagai masjid setelah Yerusalem kembali ke pangkuan umat Islam lewat penaklukkan yang dilakukan oleh Shalahudin Al Ayubi.

Memasuki abad ke-20, Masjidil Aqsa telah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan oleh Majelis Tinggi Islam Yerusalem dipimpin oleh Amin Al-Husseini. Pada tanggal 21 Agustus 1969, terjadi kebakaran di Masjidil ini dan telah memusnahkan bangunan bagian tenggara masjid. 

Adanya kebakaran dan serangan-serangan terhadap Masjidil ini telah memunculkan reaksi dari dunia Islam dan lahirlah OKI (Organisasi Konferensi Islam) pada tahun 1971. Organisasi ini terdiri dari 57 negeri muslim sebagai anggotanya.

Masjidil Aqsa - Gambaran Kemegahan Arsitektur Masjid ini

Masjidil Aqsa

Masjidil Aqsa mengalami beberapa kali perombakan karena terjadinya beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti kebakaran dan gempa. Masjidil ini juga memiliki kemegahan dari segi arsitekturnya, yaitu sebagai berikut.

1. Kubah Masjid

Kubah Masjidil Aqsa bercirikan arsitektur pada zaman-zaman awal Islam. Kubah asli Masjidil ini dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan. Bentuk kubah Masjidil Aqsa yang ada saat ini dibangun oleh Ali Azh Zhahir. 

Kubah tersebut terbuat dari kayu yang disepuh dengan lapisan enamel timah. Pembangunan kembali kubah Masjidil ini membuat lapisan enamel timah diganti dengan menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium yang dianodisasi.

Pada tahun 1983, aluminium yang menutupi bagian luar diganti dengan timah agar desainnya sesuai dengan desain asli yang dicetuskan oleh Azh Zhahir. Pada saat kebakaran tahun 1969, cat dekoratif Masjidil Aqsa rusak dan dianggap tidak dapat diperbaiki lagi. Akhirnya, kerusakan itu dapat diperbaiki lagi dengan teknik trateggio.

2. Menara Masjidil Aqsa

Masjidil Aqsa memiliki empat buah menara yang terdapat di sisi selatan, sisi utara serta sisi barat. Menara pertama dibangun pada tahun 1278 di bagian barat daya Masjidil ini yang dinamakan dengan Al Fakhriyyah. 

Desain menara ini menggunakan gaya tradisional Suriah dengan poros bangunan berbentuk persegi dan dibagi menjadi tiga lantai cetakan hias.

Menara kedua dibangun pada tahun 1900 dengan nama Al Ghanimah. Menara ini didesain oleh seorang arsitek bernama Qadi Shafarudin Al Khalili dan dibangun di sisi barat laut Al Haram Asy Syarif. 

Menara Al Ghanimah memiliki bangunan yang kokoh karena terbuat dari batu dan satu-satunya menara yang tidak runtuh ketika gempa bumi mengguncang Masjidil Aqsa.

Menara Al Ghanimah dibagi menjadi beberapa tingkat. Dua tingkat pertama berukuran lebih luas dan menjadi landasan menara. Empat tingkat selanjutnya diliputi ruangan berbentuk silinder dan kubah berbentuk bulat. 

Menara ketiga dibangun pada tahun 1329 dan dinamai Tankiz. Pembangunan Tankiz ini diperintahkan oleh gubernur Mamluk di Suriah. Menara Tankiz ini terletak di sisi barat Masjidil Aqsa dan didesain dengan gaya tradisional Suriah.

Bangunannya terbuat dari batu dan dibangun untuk menggantikan menara Umayyah sebelumnya. Menurut tradisi lama kaum Muslimin, muezzin terbaik akan mendapatkan kehormatan untuk mengumandangkan azan dari menara Tankiz karena adzan sholat untuk setiap awal sholat selalu dikumandangkan di sini.

Menara yang terakhir dari Masjidil ini adalah menara Bab Al Asbat. Menara Bab Al Asbat berbentuk poros batu silinder yang didirikan di atas landasan berbentuk persegi panjang dari dinasti Mamluk dan memiliki formasi transisi berbentuk segitiga. 

Menara ini dibangun pada tahun 1367 dan dibangun kembali setelah terkena gempa bumi Lembah Yordan pada tahun 1927.

Menara Masjidil ini dulunya dibangun berdasarkan kebutuhan akan seruan sholat. Oleh karena itu, di sebelah timur Masjidil ini tidak dilakukan pembangunan menara karena jumlah penduduk di sisi tersebut sangat sedikit dulunya. 

Pada tahun 2006, Raja Abdullah II dari Yordania berencana untuk membangun menara di sisi timur masjid dan akan dijadikan struktur bangunan tertinggi di Kota Tua Yerusalem.

3. Fasad dan Serambi

Bagian depan Masjidil Aqsa (fasad) dibangun pada tahun 1065 Masehi pada zaman khalifah Fatimiyah Al Mustanshir. Di bagian depan Masjidil ini terdapat pagar langkan dengan lorong-lorong beratap dan tiang-tiang kolom kecil. Selain itu, ada penambahan dengan penempelan ubin di dindingnya. Dinasti Mamluk kemudian menambahkan lengkungan-lengkungan terluar.

4. Desain Interior Masjidil Aqsa

Ruangan di dalam Masjidil Aqsa memiliki 45 tiang kolom yang terbuat dari marmer putih dan batu. Untuk masing-masing tiang kolom terdapat empat jenis desain yang berbeda. Banyak dari bagian Masjid yang hanya dilabur kapur putih tapi bagian dalam kubah dan dinding di bawah kubah dipenuhi dengan dekorasi mozaik dan marmer.

Masjidil ini memiliki tujuh lorong dengan tiang-tiang melengkung dan beberapa ruang kecil di sebelah barat dan timur pada sebelah selatan masjid. Masjid ini juga dilengkapi dengan kaca jendela sebanyak 121 buah yang dibuat pada masa Abbasiyah dan Fatimiyah. Mimbar Masjidil ini dibuat oleh Akhtarini atas perintah Sultan Nuruddin Zengi.

Struktur mimbar tersebut dari gading dan kayu yang dipahat. Di bagian kayu tersebut terdapat kaligrafi Arab dan desain-desain yang berbentuk geometris dan gambar bunga juga terukir di bagian kayu. Mimbar ini akhirnya dinamakan Mimbar Salahuddin karena dipasang pada saat Yerusalem ditaklukkan oleh Sultan Salahudin Al Ayubi.

Setelah kebakaran yang menimpa Masjidil ini, mimbar tersebut digantikan dengan mimbar lain yang lebih sederhana dekorasinya. Desain mimbar tersebut dibuat oleh Jamil Badran berdasarkan replica dari mimbar Salahuddin. Pada bulan Februari 2007 mimbar tersebut selesai dikerjakan dan dipasang.

5. Tempat Wudhu Masjidil Aqsa

Tempat wudhu Masjidil Aqsa bernama al-Kas (mangkuk) berupa air mancur yang terletak di bagian utara masjid. Air mancur ini dibangun pada zaman Umayyah dan diperbesar lagi oleh Gubernur Tankiz. 

Kemudian dibangun juga Air Mancur Qasim Pasha pada masa Utsmaniyah pada tahun 1526, namun saat ini hanya berfungsi sebagai monumen saja.

Demikianlah masjidil Aqsa yang merupakan salah satu tempat suci serta bersejarah bagi umat Islam. Bangunannya yang indah serta megah memberikan suatu nilai estetika yang tidak ternilai harganya. 

Masjidil Aqsa ini akan tetap menjadi masjid kebanggaan dan merupakan salah satu masjid yang ingin dikunjungi oleh umat Islam di Seluruh dunia.

Posting Komentar untuk " Masjidil Aqsa - Bukti Keagungan Sejarah Islam"