Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pergeseran Akhlak Manusia di Era Modern

credit:instagram@gomuslim

Akhlak secara etimologi diambil dari bahasa Arab yang berarti sikap atau tingkah laku manusia, baik atau buruk. Akhlak manusia jika dikaji dengan pendekatan makna dalam bahasa Indonesia sering kita sebut sebagai moral.

Moral baik dan moral buruk itu sifat relatif dan subjektif tergantung konversi masyarakat yang menyepakatinya. Contoh kecil saja, jika berciuman di muka umum adalah hal yang sangat wajar dan biasa dalam budaya barat. Lain halnya dengan budaya timur, seperti Indonesia berciuman di muka umum adalah perbuatan yang tidak baik.

Namun, bagaimanapun nilai baik dan buruk itu selalu mengalami pergeseran makna dari generasi ke generasi. jadi akhlak manusia itu akan mengalami perubahan persepsi dalam memandang kebenaran suatu.

Apabila kita merenungkan sejarah kehidupan manusia diawali sejak Nabi Adam dan anak cucunya yang mendiami muka bumi ini, mereka yang dibesarkan oleh perkembangan zaman, lalu disusul dengan terwujudnya kesejahteraan di bumi yang diikuti semakin beraneka ragamnya peradaban dari generasi ke generasi silih berganti.

Kehidupan manusia serba kacau dan tidak mengenal saling pengertian antara satu dengan yang lain. Manakala pada suatu masa kehidupan manusia dapat menghayati hidup yang lurus, tak lama kemudian lenyaplah kembali jalan lurus itu dalam waktu yang amat panjang.

Maka turunlah nabi atau rasul untuk meluruskan kembali agar manusia kembali ke jalan-Nya. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW yang membawa cahaya kebenaran untuk kita teladani sikapnya.

Namun, jarak kita dengan beliau terbentang jauh sehingga banyak wacana kabur tentang hakikat kebenaran. Jalan satu-satunya adalah mencermati sejarahnya dan mempelari al-quran sebagai wahyu Tuhan yang terakhir. Dan Islam sebagai jalan penuntun jalan kebenaran.

akhlak-muslim
credit:instagram@spj_pangkalanbun

Akhlak adalah ajaran agama islam yang paling mendasar. Manusia yang paripurna adalah manusia yang mempunyai akhlak yang baik. Namun sekarang, pada zaman yang serba kacau ini, budaya barat yang begitu liberal merangsek ke segala sektor.

Saat ini banyak terjadi pergeseran makna kebenaran moral. Jika dulu dalam budaya kita di Indonesia hubungan s*ks di luar nikah adalah sesuatu yang tabu dan diharamkan agama, namun generasi sekarang melakukan hubungan seks di luar nikah sudah dianggap bagian dari gaya hidup.

Jika dulu ada perempuan hamil tanpa suami adalah sebuah aib, zaman sekarang hal itu sudah biasa dan orang akan memakluminya. Inilah yang dinamakan pergeseran dari makna kebenaran.

Orang memandang kebenaran tidak lagi menjadikan aturan agama sebagai tolok ukur, tetapi dengan dalih kebebasan hak asasi manusia mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau.

Ini adalah dasar filsafat eksistensialis bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan secara bebas, namun ketika dewasa mereka terbelenggu oleh aturannya yang dibuatnya sendiri.

Maka terjadilah pemberontakan-pemberontakan hak asasi manusia saat zaman Renaissance. Inilah dasar pijakan mereka dalam kebebasan bertindak dan berpikir. Mengembalikan hakikat manusia pada hakikat yang sebenarnya, yaitu terlahir bebas.

Jika kita menilik pada sejarah peradaban manusia, kebebasan berpikir dan bertindak itu bukan berarti kebebasan melakukan apa saja yang kita mau. Kita masih punya aturan Tuhan yang harus kita taati. Kita lahir ke dunia bukan untuk menjalan kebebasan tetapi untuk menjalan aturan.

Masalah orang itu terbelenggu atau tidak dengan aturan tuhan, hal itu kembali pada setiap pribadi bagaimana kita menyikapi aturan itu yang akan menuntun manusia pada akhlak yang baik.

Jadi, akhlak yang baik dan benar adalah akhlak yang dirumuskan dalam al quran dan al hadits. Dan kita harus meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad. Maka kita akan mendapatkan jalan yang lurus menuju jalan yang diridhai-Nya.

Posting Komentar untuk " Pergeseran Akhlak Manusia di Era Modern"