Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Mukjizat Nabi Musa As

Kisah Mukjizat Nabi Musa As
credit:instagram@maulana_s98

Sebagai salah satu utusan Allah, Nabi Musa memiliki tugas untuk menyampaikan ajaran Allah dan mengajak umatnya untuk menjadikan Allah sebagai sembahan mereka. Untuk menunjukkan kebenaran apa yang disampaikan Nabi Musa, Allah memberikan mukjizat Nabi Musa sebagai cara untuk menyadarkan umat.

Nabi Musa merupakan salah satu nabi yang memiliki banyak mukjizat dari seluruh nabi dan rasul yang ada. Tidak kurang, ada sembilan mukjizat Nabi Musa yang menunjukkan bahwa Allah menjadikannya sebagai khalifah bagi umat yang pada saat itu sedang hidup di masa jahiliyah.

Kehidupan umat Nabi Musa pada saat itu, sangat lekat dengan hal-hal yang berbau ilmu gaib dan sihir. Itulah mengapa, salah satu mukjizat Nabi Musa adalah kekuatan yang bisa digunakan untuk mengalahkan segala sihir dan ilmu gaib yang menjadi panutan masyarakat di sat itu.

Pengertian Mukjizat

Mukjizat sendiri tidaklah sama halnya dengan ilmu sihir atau ilmu gaib lainnya. sebab, mukjizat adalah sebuah kondisi luar biasa, dimana tidak semua orang bisa memiliki atau melakukannya. Mukjizat tidak bisa dipelajari atau ditiru serta dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Mukjizat muncul karena adanya kehendak Allah, yang diberikan khusus kepada para Nabi dan Rasul-Nya serta tidak dimiliki oleh manusia biasa. Sedangkan apabila ada manusia biasa yang memiliki kelebihan dan didapat dari Allah, bukanlah sebagai mukjizat, namun adalah karomah.

Beberapa ciri dari mukjizat tersebut antara lain adalah :

Pemilik mukjizat memiliki akhlak yang mulia serta tidak menunjukkan mukjizat tersebut kepada umat hanya untuk bermain-main, namun memiliki tujuan yang baik.

Mukjizat tidak dapat ditentukan, dan para pemiliknya hanya bisa menerima ketetapan dari Allah atas diri mereka. Sehingga, mukjizat tidak bisa diminta, dipelajari, ditiru atau ditentukan jenisnya.

Mukjizat terjadi sebagai bukti untuk menunjukkan bahwa ada sebuah kekuatan yan lebih tinggi dari kekuatan manusia, yang memungkinkan sesuatu  hal terwujud.

Pemilik mukjizat tersebut tidak pernah menganggap bahwa apa yang ada pada diri mereka, adalah sebuah kekuatan yang terjadi tanpa sebab. Mereka menyadari, segala sesuatu yang ada pada diri mereka bisa tercipta karena ijin dari Allah serta sebagai bukti keberadaan-Nya dan kekuatan-Nya. Sehingga, bagi mereka yang mengetahuinya diharapkan bisa muncul dan bertambah keimanannya.

Mukjizat bukanlah sebuah tipu daya benda sebagaimana ilmu sulap. Karena mukjizat bersifat nyata.

Para pemilik mukjizat tersebut, tidaklah memiliki sifat pamer atau sombong, karena menyadari bahwa segala hal yang ada tersebut merupakan bukti kekuasaan Allah.

Setiap Nabi dan Rasul yang memiliki mukjizat tersebut, tidak pernah meminta penghargaan apapaun, atau juga ketenaran atas mukjizat yang ada pada diri mereka.

Mukjizat Nabi Musa

Nabi Musa merupakan Nabi yang diutus Allah untuk memberikan pencerahan kepada umat raja Fir’aun yang terkenal akan sikap sombongnya. Kesombongan Fir’aun ini karena merasa sudah dikelilingi oleh para ahli sihir yang menurutnya bisa menjaganya dari berbagai macam masalah.

Saat Fir’aun mendengar bahwa Nabi Musa AS, memiliki kelebihan yang mengungguli kemampuan ahli sihir kerajaan, Fir’aun pun marah dan hendak menantang Musa. Akhirnya, Musa diundang datang ke istana Fir’aun untuk beradu kesaktian yang disangggupi oleh Nabi Musa.

Di kerajaan Fir’aun, para ahli sihir menantang Musa yang dijawab dengan kerendah hatian. Musa mempersilahkan para ahli sihir itu untuk terlebih dahulu menunjukkan kemampuan mereka. 

Selanjutnya, para ahli sihir mulai melemparkan tali-tali mereka ke tanah. Orang awam yang melihat kejadian itu, menyangka bawa tali-tali tersebut nampak berubah menjadi ular yang berkeliaran ke sana kemari.

Nabi Musa yang tenang, kemudian berganti melemparkan tongkatnya ke tanah. Begitu jatuh ke tanah, tongkat tersebut bukan hanya bisa berubah menjadi ular, namun ular yang berasal dari tongkat Nabi Musa bahkan bergerak untuk memangsa ular ciptaan para ahli sihir. Akhirnya, ahli sihir raja Fir’aun pun mengalami kekalahan yang memalukan.

Mukjizat lain yang dimiliki oleh Nabi Musa terlihat pada kedua tangan beliau. Apabila tangan tersebut dikeluarkan dari balik jubahnya, akan terlihat cahaya putih yang menyilaukan, memancar dari kedua telapak tangan tersebut. Cahaya putih ini bukanlah sebuah penyakit namun merupakan bukti kesucian beliau.

Adanya mukjizat nabi Musa inilah yang kemudian menjadikan sebagian umat Fir’aun menyadari bahwa apa yang diajarkan Musa merupakan sebuah kebenaran sejati. Akhirnya, mereka menyatakan diri untuk mengikuti ajaran yang dibawa oleh Musa dan berserah diri untuk masuk Islam.

Sedangkan sebagian umat lagi, mereka tetap menganggap bahwa Musa hanyalah seorang ahli sihir yang memiliki kekuatan lebih dari kekuatan para ahli sihir kerajaan. Akibatnya, mereka tidak mau mengakui ajaran Musa dan bahkan berulangkali bersikap negatif kepada Musa beserta pengikutnya.

Bahkan atas segala peringatan yang diberikan Allah kepada mereka, tidak pula mampu menjadikan sebuah kesadaran muncul. Sebaliknya, mereka berulangkali mengingkari janji yang sudah diucapkan dan tetap melanjutkan sikap mereka memusuhi ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa.

Hal ini dimulai ketika masyarakat pada saat itu, mengalami musibah paceklik yang berkepanjangan. Akibatnya, masyarakat mulai kekurangan persediaan bahan makanan. Pada saat itu, mereka meminta kepada Musa, agar berdo’a kepada Tuhannya sehingga masa paceklik tersebut segera usai. Mereka juga berjanji apabila paceklik tersebut sirna mereka akan berimana kepada ajaran yang dibawa oleh Musa.

Akhirnya, Musa berdo’a kepada Allah agar membebaskan masa paceklik tersebut. Do’a ini kemudian dikabulkan oleh Allah, dan masa paceklik pun selesai yang diikuti dengan suburnya tanaman di sana sini.

Sayangnya, janji rakyat Fir’aun untuk berimana kepada ajaran Musa tidak ditepati. Mereka beranggapan, bahwa masalah paceklik merupakan masalah yang wajar terjadi dan bukan karena do’a yang dipanjatkan oleh Musa. Mereka bergembira menyambut tanaman yang segera memasuki masa panen dan melupakan janji kepada Musa.

Akibatnya, Allah mendatangkan badai dan bencana banjir berkepanjangan. Kembali, mereka meminta Musa disertai janji yang sama jika musibah banjir dan badai berhenti. Namun, kembali setelah bencana tersebut usai, janji pun kembali dilupakan.

Hal ini seiring suburnya tanah akibat hujan yang datang. Allah kembali mendatangkan adzab yaitu dengan mendatangkan hama belalang yang ganas untuk menghabiskan semua jenis tanaman yang siap dipanen. Akhirnya, kembali mereka mendatangi Musa mohon dido’akan supaya hama belalang sirna dan mereka memasuki masa panen.

Lagi-lagi, janji tersebut dikhianati. Setelah hama belalang hilang, dan panen melimpah mereka dapatkan, janji untuk beriman kepada Musa dan Allah tidak juga kunjung dipetati. Hal ini berlangsung terus menerus, dimana ketika mereka mendapatkan musibah, mereka berbondong-bondong mendatangi Musa.

Segala musibah dan petunjuk yang ada di hadapan mereka, tidak menjadikan hati mereka terbuka serta mengakui ajaran Musa. Bahkan sebaliknya, mereka menganggap bahwa Musa adalah seorang ahli sihir yang sangat piawai kemampuannya. Sehingga dengan mantra-mantra yang dibacanya, mampu menghilangkan semua bencana yang datang menimpa mereka.

Akibatnya, muncul anggapan pada Fir’aun dan pengikutnya bahwa semua bencana yang terjadi merupakan hasil sihir dari Musa. Akibatnya, mereka beramai-ramai mengusir Musa dan pengikutnya. 

Bahkan mereka terus mengusir Musa hingga ke pinggir laut Merah. Di tempat itu, atas ijin Allah Musa mengetukkan tongkatnya ke pinggir laut dan terbelahlah lautan tersebut yang kemudian membentang jalan untuk bisa dilalui Musa dan rombongannya.

Sedangkan Fir’aun beserta pengikutnya yang terus mengejar Musa, bergerak melalui jalan yang berasal dari laut yang terbelah tersebut. Dan ketika Musa sudah sampai di seberang, segeralah lautan yang tadinya terbelah kembali bersatu. Menenggelamkan Fir’aun beserta rombongannya yang masih berada di tengah lautan tersebut.

Posting Komentar untuk " Kisah Mukjizat Nabi Musa As"