Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim As

Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim As
credit:instagram@nazar_foundation

Dibakar dalam api yang membara namun tetap selamat, merupakan salah satu mukjizat Nabi Ibrahim As yang paling dikenal oleh masyarakat. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuensi atas tugas Nabi Ibrahim As dalam menjalankan perintah Allah untuk menyampaikan dakwah pada umat yang pada saat itu hidup dalam masa jahiliyah.

Mukjizat Nabi Ibrahim As ini diberikan oleh Allah pada beliau, sebagai cara untuk menunjukkan kepada masyarakat saat itu, bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim As adalah sebuah kebenaran. 

Pembakaran ini berawal, ketika Nabi Ibrahim As dengan gagah berani menghancurkan semua berhala yang saat itu dijadikan Tuhan oleh penguasa, yaitu Raja Namrud berikut seluruh rakyatnya.

Akibatnya, Nabi Ibrahim As harus menghadapi pengadilan yang diadakan oleh Raja Namrud tersebut. Pengadilan ini dimaksudkan untuk meminta pertanggungjawaban Nabi Ibrahim As, karena sudah berani menghancurkan berhala-berhala yang ada di lingkungan kerajaan. 

Padahal, oleh masyarakat Raja Namrud, semua berhala tersebut dianggap sebagai Tuhan yagn harus mereka sanjung dan mereka puja.

Kisah Nabi Ibrahim As

Di luar mukjizat Nabi Ibrahim As yang dimilikinya, umat Islam wajib mengenal sejarah Nabi Ibrahim As tersebut. Sebab, Nabi Ibrahim As merupakan salah satu dari lima nabi yang digolongkan sebagai Ulul Azmi. Selain itu, Nabi Ibrahim As bersama dengan putranya yaitu Nabi Ismail merupakan sosok pemimpin umat yang menggagas pendirian Ka'bah yang pada saat ini digunakan umat Islam sebagai arah sholat.

Nabi Ibrahim As sendiri terlahir dari seorang ayah yang bernama Azar, yang merupakan keturunan dari Nabi Nuh A.S. Nabi Ibrahim As lahir di sebuah tempat yang disebut dengan Faddam A'ram pada masa kerajaan Babilonia. Saat lahir, Ibrahim As hidup dalam pemerintahan raja zalim yang bernama Namrud bin Kan'aan.

Pada saat Ibrahim As lahir, negara di bawah pemerintahan raja Namrud sedang dalam keadaan yang kacau balau. Hal ini karena Raja Namrud mendapatkan petunjuk bahwa akan ada seorang bayi laki-laki yang lahir di negaranya. Dimana pada nantinya, bayi tersebut akan tumbuh dan merampas kekuasaan yang dimilikinya.

Selain itu, bayi itu ketika dewasa kelak akan membawa sebuah agama baru yang mempercayai keberadaan satu Tuhan saja serta memusnahkan batu berhala yang pada saat itu dijadikan tuhan. Dalam ramalan tersebut disampaikan juga, bahwa bayi tersebut akan menyebabkan kematian Raja Namrud dengan cara yang sangat mengerikan.

Berdasar dari ramalan tersebut, Raja Namrud akhirnya membuat sebuah kebijakan yang sangat keji. Dirinya membuat perintah, agar semua bayi laki-laki yang lahir di wilayahnya harus dibunuh. Selain itu, untuk menghindari kehamilan, maka kaum laki-laki dan perempuan harus pula dipisahkan selama satu tahun lamanya.

Meski demikian, dengan kehendak dan ketetapan Allah, maka segala sesuatu yang sudah direncanakan oleh raja kafir ini tetap saja terdapat celah. Ibunda Nabi Sulaiman yaitu istri Aazar, pada saat itu sudah mengandung namun tidak menampakkan tanda-tanda kehamilan. Sehingga dirinya lolos dari pemeriksaan yang dilakukan oleh para tentara raja Namrud.

Hingga pada saat waktu kelahiran tiba, ibunda Nabi Sulaiman memutuskan untuk bersembunyi dalam sebuah goa dan melahirkan di tempat tersebut. Setelah bayi tersebut lahir, ditinggalkannya bayi laki-laki itu dengan batu-batu kecil di mulutnya agar tidak menangis.

Setelah seminggu, bersama suaminya mereka berdua kembali mendatangi gua tersebut dan mendapati bayi yang mereka tinggalkan ternyata masih hidup. Untuk mencukupi kebutuhan makannya, bayi yang ternyata adalah Nabi Ibrahim As tersebut mengisap celah jarinya yang memancarkan susu serta makanan lain yang berkhasiat. 

Inilah bentuk mukjizat Nabi Ibrahim As yang mampu menjadikannya bertahan meski tanpa asupan air susu sang ibu yang meninggalkannya sendirian di gua tersebut.

Itulah mengapa, ketika Nabi Ibrahim As baru berusia 15 bulan, pertumbuhannya sangat pesat sehingga terlihat seperti bayi berusia dua tahun. Oleh karenanya, kedua orang tuanya segera membawanya pulang ke rumah untuk kemudian tinggal bersama.

Dalam usia remaja, Nabi Ibrahim As sering membantu ayahnya berjualan berhala yang kemudian dijadikan sosok sembahan bagi masyarakat. Namun, karena pada dasarnya Nabi Ibrahim As tidak yakin dengan keyakinan yang dianut oleh masyarakat setempat, maka ketika menjajakan patung, Nabi Ibrahim As justru mengejeknya sebagai patung yang tidak berguna.

Keyakinan Pada Allah SWT

Perjalanan rohani Nabi Ibrahim As kemudian menjumpai titik pertemuan dengan Allah. Dalam sebuah kesempatan, Nabi Ibrahim As memohon kepada Allah untuk ditunjukkan sebuah hal, yaitu cara menghidupkan makhluk yang sudah mati.

Allah menjawab dengan memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk membunuh empat ekor burung, kemudian mencabik keempatnya serta memisahkan potongan tubuh tersebut secara berjauhan. 

Selanjutnya, Allah meminta Nabi Ibrahim As untuk memanggil keempat ekor burung tersebut. Ketika keempat ekor burung yang sudah dibunuh dan dicabik-cabiknya itu muncul dihadapannya, semakin bulatlah keyakinan Nabi Ibrahim As tentang Allah yang layak disembahnya.

Dakwah Nabi Ibrahim As

Dalam menyampaikan dakwah mengenai Allah, orang pertama yang menjadi sasaran dakwan Nabi Ibrahim As adalah keluarganya, dalam hal ini ayahnya. Sebab, ayahnya merupakan salah satu tokoh masyarakat yang dikenal sebagai ahli membuat patung. Patung-patung buatan ayahnya, banyak dijadikan sebagai tuhan oleh masyarakat Mesopotamia kala itu.

Pada ayahnya, Nabi Ibrahim As menyampaikan pesan bahwa apa yang selama ini disembah oleh ayahnya, beserta seluruh rakyat kerajaan Namrud adalah kesalahan. Sebab, patung-patung yang mereka sembah tidak mampu memberikan apapun. Dan Allah yang mengutus Nabi Ibrahim As, merupakan Tuhan yang sebenarnya dan harus disembah oleh semua orang.

Mendengar apa yang disampaikan oleh anaknya, Aazar tidak menyampaikan terimakasih namun justru menunjukkan kemarahannya. Bahkan diusirnya Nabi Ibrahim As dari rumahnya karena dianggap tidak mau mengikuti kepercayaan yang sudah dianut selama turun temurun tersebut.

Nabi Ibrahim As pun pergi dari rumah. Namun sebagai Nabi yang memiliki kesabaran luar biasa, Nabi Ibrahim As tidak meminta Allah untuk melaknat ayahnya. Nabi Ibrahim As tetap berkata santun pada ayahnya, dan menyampaikan do'a semoga Allah mau mengampuni kesalahan ayahnya tersebut.

Perusakan Patung

Puncak perjuangan Nabi Ibrahim As dalam menyebarkan keyakinannya adalah ketika dirinya merusak seluruh patung yang dijadikan tuhan oleh seluruh masyarakat di kerajaan tersebut. Kecuali patung yang paling besar, tidak dirusaknya dan justru diberikan sebuah kampak di tangan patung tersebut.

Melihat hal ini, raja Namrud marah dan membuat sebuah pengadilan rakyat. Di situ, Nabi Ibrahim As ditanya alasan mengapa merusak semua patung-patung yang ada. Nabi Ibrahim As menjawab, bahwa bukan dirinyalah yang merusak semua patung itu, namun patung terbesarlah yang merusaknya. Terbukti dengan adanya kampak yang ada di tangan patung tersebut.

Setelah mendengar jawaban itu, Raja Namrud marah dan memerintahkan tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim As dengan cara dibakar. Namun, Nabi Ibrahim As tetap tenang dan yakin bahwa Allah akan menolongnya. 

Hal ini terbukti dengan tidak terbakarnya tubuh Nabi Ibrahim As dalam kobaran api, walaupun seluruh tali yang mengikatnya hangus. Namun tubuh dan pakaian Nabi Ibrahim As tetap utuh sebagaimana semula.

Kondisi ini menyebabkan goyahnya keyakinan sebagian rakyat Raja Namrud yang mulai meyakini bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim As benar adanya. Bahkan putri Raja Namrud yaitu Putri Razia, langsung menyatakan diri sebagai pengikut Nabi Ibrahim As.

Posting Komentar untuk " Kisah Mukjizat Nabi Ibrahim As"