Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Ilyas: Nabi yang Punya Sayap dan Tingginya 150 Meter

Kisah Nabi Ilyas: Nabi yang Punya Sayap dan Tingginya 150 Meter

Ilyas, seorang nabi yang disebutkan dalam Alquran, jarang dibahas mengenai kisahnya. Menurut riwayat, Nabi Ilyas memiliki postur tubuh 5 kali lebih tinggi dari Nabi Adam alaihissalam, dengan ketinggian mencapai 150 meter.

Apakah riwayat ini benar? Sebelum kita terjebak dalam informasi yang kurang tepat, mari kita simak cerita sebenarnya. Kali ini kita akan mengupas kisah Nabi Ilyas dengan lebih mendalam dan akurat, agar tidak salah paham.

Nabi Ilyas, Sang Pembela Tauhid

Nabi Ilyas diperkirakan hidup pada tahun 910 hingga 850 sebelum masehi. Alquran hanya sedikit mengisahkan tentang Nabi Ilyas, yaitu di surat Al-An'am dan As-Shaffat. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai siapakah sebenarnya Nabi Ilyas ini. Dalam riwayat Ibnu Mas'ud, dikatakan bahwa Nabi Ilyas adalah Nabi Idris. Namun, pendapat para ulama ahli tafsir lain menyatakan bahwa Ilyas bukanlah Idris.

Ilyas adalah keturunan dari Nabi Harun bin Imran, yang tak lain adalah kakak kandung Nabi Musa bin Imran. Jika kita melihat di dalam Alquran, pada surat Al-An'am ayat 84-85, terdapat dua kemungkinan dari mana Ilyas berasal. Pertama, dia merupakan keturunan Nuh, dan kedua, Ilyas adalah keturunan dari Ibrahim.

Jika melihat dari silsilah Nabi Idris, Idris bukanlah keturunan Nuh atau Ibrahim. Idris hidup dan diutus jauh sebelum kedua nabi tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar para ulama mengatakan bahwa Ilyas bukanlah Idris, melainkan beliau adalah keturunan dari Nabi Harun Alaihissalam, seorang nabi yang berasal dari kaum Bani Israil.

Imam Ibnu Katsir telah meriwayatkan dalam bukunya tentang silsilah keluarga Nabi Ilyas ini, yang bermula dari kisah Nabi Harun. Harun diangkat menjadi nabi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada masa Nabi Musa. Setelah Musa diangkat menjadi nabi, beliau memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mengangkat Harun sebagai nabi juga. 

Hal ini dikarenakan Nabi Musa membutuhkan seorang juru bicara dalam berdakwah kepada kaum Bani Israil, karena teman-teman Nabi Musa mengalami kesulitan berbicara sejak kecil. Maka diangkatlah Harun menjadi nabi untuk menemani dakwahnya Musa.

Nama Nabi Harun sering disebutkan berdampingan dengan kisah Nabi Musa Alaihissalam dalam Alquran. Nabi Harun memiliki kemampuan yang luar biasa dalam berbahasa dan merangkai kata-kata, sehingga cocok mendampingi Nabi Musa pada masa itu. Dan Nabi Ilyas ini berasal dari keturunan Nabi Harun Alaihissalam.

Misi Dakwah di Kota Ba'labak

Nabi Ilyas diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ke daerah yang bernama Balabak, terletak di barat Damaskus. Balabak adalah kota yang memuja patung-patung berhala, terutama berhala Baal, yang menjadi asal nama kota tersebut. Baal adalah sebuah patung berhala terbuat dari emas yang ditempatkan di bukit-bukit tinggi.

Setiap hari, Nabi Ilyas dengan gigih memberikan dakwah kepada penduduk kota, serta raja mereka, agar mereka hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Namun, sayangnya, mereka menolak ajakan dan kebenaran sang nabi, dan mereka mendustakannya.

Setelah bertahun-tahun mendakwahi mereka, Nabi Ilyas akhirnya menghadapi resistensi dan ancaman dari raja dan penduduk kota. Bahkan, ketika anak raja jatuh sakit, sang raja meminta bantuan Ilyas. Namun, Nabi Ilyas menyarankan untuk bertanya pada berhala-berhala yang mereka sembah, yang membuat raja sangat kesal.

Akhirnya, raja dan rakyatnya bersekongkol untuk mengusir Nabi Ilyas dari negeri mereka. Mereka melempari Nabi Ilyas dengan batu-batu saat dia mencoba berdakwah. Namun, Nabi Ilyas tidak gentar dan tetap berusaha menyelamatkan mereka dari azab Allah.

Pelarian dan Pertolongan Ilahi

Ketika keadaan semakin tak aman karena ancaman pembunuhan, Nabi Ilyas pergi meninggalkan kota dan tinggal di sebuah gua. Di sana, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberinya pertolongan dengan mengirimkan burung gagak yang membawa makanan untuknya.

Kemarau Berlanjut

Sementara itu, di Balabak, musim kemarau yang dahsyat melanda selama tiga tahun berturut-turut. Tidak ada hujan sama sekali, dan kondisi cuaca sangat panas dan gersang. Penduduk kota menderita karena kekurangan makanan dan minuman. Mereka mengaitkan bencana ini dengan kemarahan berhala Baal karena penolakan mereka terhadap dakwah Nabi Ilyas.

Akhirnya, para penduduk yang tersisa mencari Nabi Ilyas untuk meminta pertolongan. Namun, sang nabi telah pergi ke tempat aman dan menyembunyikan diri. Seorang wanita tua yang kasihan memberi perlindungan pada Nabi Ilyas ketika dia datang ke rumahnya. Nabi Ilyas menyembuhkan anak wanita itu yang sakit parah melalui doa dan kehendak Allah.

Anak wanita itu kemudian diberi nama Ilyasa dan menjadi seorang nabi seperti Nabi Ilyas. Bersama-sama, Nabi Ilyas dan Ilyasa kembali ke Balabak untuk melanjutkan dakwah kepada penduduknya. Namun, kemarau parah masih belum berakhir karena keberhasilan mereka di masa lalu.

Dalam situasi putus asa, Nabi Ilyas menawarkan kesepakatan pada penduduk kota. Jika mereka meninggalkan penyembahan berhala dan bertaubat kepada Allah, ia akan berdoa agar kemarau berakhir. Dengan putus asa, mereka menyetujui saran sang nabi.

Akhirnya, berhala-berhala itu dihancurkan dan penduduk kota bertaubat kepada Allah. Nabi Ilyas berdoa untuk hujan, dan Allah mengabulkannya. Hujan yang deras mengakhiri musibah kemarau yang telah menyebabkan penderitaan bagi penduduk kota.

Namun, sayangnya, setelah keadaan kembali normal, mereka kembali menyembah berhala. Akhirnya, kemarau yang lebih parah lagi datang menimpa mereka. Nabi Ilyas akhirnya meninggalkan kota tersebut, dan di kemudian hari, Allah memilihnya untuk diangkat ke langit sebagai malaikat.

Kisah-kisah Menarik tentang Nabi Ilyas

Terdapat beberapa cerita menarik yang menceritakan pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Khidir dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun, perlu diingat bahwa beberapa kisah ini kontroversial dan tak memiliki dasar kuat dalam hadis-hadis shahih.

Salah satu kisah yang menarik adalah pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Khidir di Baitul Maqdis Palestina saat bulan Ramadhan. Mereka bahkan menjalankan ibadah haji bersama, dan setelah minum air zam-zam, mereka bisa bertahan tanpa makan selama satu tahun penuh. Namun, cerita ini dipertanyakan kebenarannya karena tak memiliki dasar kuat dari sisi hadits yang shahih.

Mohon diperhatikan, hadis tentang wafatnya Nabi Ilyas dengan naik ke langit dan menjadi malaikat manusia adalah kontroversial dari sudut pandang kisah-kisah Israel. Kita tidak perlu mempercayai atau mendustakan kebenaran hadits ini.

Namun, ada kisah lain yang cukup aneh yang disampaikan oleh Imam Al Baihaqi. Saat Rasulullah dan para sahabatnya sedang melakukan perjalanan, mereka bertemu dengan seorang laki-laki yang tingginya mencapai 300 hasta atau sekitar 150 meter! Orang ini jauh lebih tinggi dari Nabi Adam yang hanya memiliki tinggi sekitar 30 meter.

Laki-laki tinggi besar tersebut adalah Nabi Ilyas, dan dia menyampaikan salam dari saudaranya, Nabi Khidir. Rasulullah dengan hormat bertemu dengan Nabi Ilyas, dan keduanya makan bersama. Menariknya, makanan tiba-tiba turun dari langit saat mereka sedang makan.

Namun, ada perdebatan mengenai kebenaran kisah ini. Beberapa sarjana seperti Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa kisah tentang Nabi Ilyas yang tinggi besar adalah palsu, karena bertentangan dengan hadis-hadis yang sahih. Seorang nabi yang terhormat seharusnya tidak mendatangi Rasulullah, tetapi sebaliknya. Oleh karena itu, hadis tersebut diragukan kebenarannya.

Demikianlah kisah Nabi Ilyas, semoga cerita ini memberikan inspirasi dan manfaat bagi kita semua. Mari kita terus mencari kisah-kisah menarik yang penuh makna. Sampai jumpa di kesempatan selanjutnya.

Posting Komentar untuk " Kisah Nabi Ilyas: Nabi yang Punya Sayap dan Tingginya 150 Meter"