Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Tafsir Alquran

Metode Tafsir Alquran
credit:instagram@prt_islamic_bookstore

Berbicara mengenai metode tafsir, maka kita selalu mengaitkannya dengan tafsir Al-Quran. Meskipun kata tafsir sendiri adalah kata umum yang dapat dipakai dalam karya apa pun untuk mengartikan sebuah simbol yang muncul. Namun ketika mendengar kata tafsir, kita mengkhususkan pada Al-Quran dan hadits.

Kata tafsir sendiri secara etimologi berasal dari kata "al-fusru" yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya menjelaskan atau menyingkap sesuatu.

Jika kita menengok teori para ahli Al-Quran, seperti yang dikutip oleh al Hafizh as-Suyuthi. Ilmu Tafsir adalah ilmu untuk memahami Al-Quran dengan menjelaskan makna-makna yang terkandung di dalamnya secara baik dan benar sesuai dengan hukum Islam, yaitu Al-Quran itu sendiri.

Metode dalam menafsirkan Al-Quran dapat kita simpulkan menjadi dua kategori, yaitu tafsir bir riwayah dan tafsir bir ra’yi.

Tafsir Bir Riwayah

Tafsir bir riwayah adalah ilmu tafsir yang memahami Al-Quran dengan mengkaji setiap ayatnya yang dikaitkan ayat yang lain. 

Jadi, ilmu tafsir ini adalah ilmu pemahaman Al-Quran dengan mencari pemahaman dari Al-Quran itu sendiri, karena di dalam Al-Quran itu sendiri antara ayat yang satu dan ayat ang lain adalah sebuah kesatuan yang utuh.

Ayat-ayat yang terkandung di dalamnya saling menjelaskan. Tidak ada satu pun ayat yang saling bertentangan atau kandungan maknanya bisa dibantah dengan ayat lain.

Dalam ilmu tafsir bir riwayah, si penulis jarang sekali memasukkan pemikirannya dalam manafsirkan Al-Quran. Semua ayat dijelaskan secara bulat. Apa yang tersurat di dalam Al-Quran dapat diartikan secara verbal.

Metode tafsir bir riwayah dapat dikelompokan menjadi dua metode penafsiran, yaitu:

Tafsir at-tahlili. Pada metode ini, mufassir (ahli tafsir) mulai mengartikan ayat Al-Quran secara berurutan, dari mulai surat pertama, yaitu Al fatihah sampai dengan surat An-nas. 

Dia mengurutkan setiap ayat yang bersinggungan secara kronologis dari awal sampai akhir. Ini adalah metode klasik yang digunakan untuk menafsirkan semua kitab suci.

Tafsir maudu'i adalah tafsir Al-Quran berdasarkan tema surat di dalam Al-Quran. Seorang ahli tafsir menghimpun seluruh surat dari Al fatihah sampai An-nas. 

Kemudian, dari 114 surat tersebut dipilah dan pilih yang memiliki tema yang sama. Lalu dia menjelaskan secara terperinci setiap ayat yang berkaitan dengan tema tersebut. 

Berikut ini adalah contoh tafsir maudu'i, yaitu:

Misalnya, kita akan menafsirkan kata sholat di dalam Al-Quran. Maka, kita akan menghimpun setiap ayat dalam setiap surat di dalam Al-Quran. Lalu, kita tafsirkan kata sholat itu, baik secara tersurat maupun secara tersirat yang terkandung di dalam sebuah ayat.

Ayat tersebut membahas apa mengenai kata sholat tersebut, kemudian kita mencari referensi melalui ayat lain yang menjelaskan tentang sholat. Maka kita akan mengambil kesimpulan dari beberapa penjelasan ayat tentang sholat. Itulah yang dinamakan tafsir maudui.

Konon kabarnya, metode ini dimulai oleh Muhammad al Biqai dari kalangan syiah. Dan di indonesia Quraish Shihab adalah salah satu ahli tafsir yang menggunakan metode Maudui.

Tafsir Bir Ra'yi

Metode tafsir bir rayi adalah metode tafsir yang digunakan orang-orang sunni. Dalam metode ini menerjemahkan Al-Quran berdasarkan pada pemahaman akal manusia atau (ra'yi). 

Seluruh kandungan nash tidak lantas diterjemahkan secara verbal atau secara tersurat, namun lebih pada batas-batas toleransi yang ada pada ilmu hadis dan ilmu Al-Quran itu sendiri.

Hampir semua tafsir Al-Quran yang dibaca oleh ulama Indonesia adalah tafsir dari orang-orang Sunni sehingga kita hanya mempunyai sedikit pemikiran tentang orang-orang syiah dalam manafsirkan Al-Quran. Metode ini dapat dipilah menjadi tiga metode, yaitu:

Metode tafsir bil ilmi artinya menafsirkan Al-Quran berdasarkan pada fenomena alam dan ilmu akal kemudian merujuk pada ayat Al-Quran itu sendiri.

Metode fasafi, artinya dalam metode ini pemahaman Al-Quran berdasarkan filsafat Islam yang kemudian merujuk pada ayat Al-Quran.

Pendekatan sastra, yaitu pendekatan yang dipakai dalam menerjemahkan Al-Quran berdasarkan teks yang ada di dalam Al-Quran itu sendiri. 

Kemudian, metode ini berkembang menjadi penerjemahan Al-Quran berdasarkan teori semiotika dan heurmeneutika yang ditentang oleh sebagian ulama Indonesia karena dianggap tidak relevan jika Al-Quran sebagai firman Tuhan dianggap sama dengan karya sastra buatan manusia.

Posting Komentar untuk " Metode Tafsir Alquran"