Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agama Islam Sebagai Agama Penutup

Agama Islam Sebagai Agama Penutup

Awal abad ke 21, banyak yang gemas dan geram dengan perkembangan agama Islam. Fokus seluruh dunia, yang pada masa lalu berkutat di wilayah pribadi masing-masing, dengan permasalahan kolonialisme, penaklukan, perang, komunisme, dan liberalisme, kini terpaksa menyusun bangku dan menyaksikan Islam.

Dalam masa menonton Islam itu, segala tendensi atau emosi bisa dilahirkan. Tiba-tiba cinta, tiba-tiba memahami, tiba-tiba simpati, atau tiba-tiba membenci dan phobia, ini dikarenakan pengaruh Islam melalui ajarannya yang begitu langsung mengena di hati. 

Menusuk mereka yang mencoba lari. Sehingga orang yang berurusan dengan Islam hanya tersedia dua pilihan, menolak dengan tanpa mungkin menghindar atau mengakui dan berserah diri.

Dari mereka yang mencoba memahami Islam dalam-dalam, ternyata agama ini merupakan perwujudan rasa persahabatan antara Tuhan dan hamba-Nya. Hal itu tercermin dalam bagaimana Islam disampaikan.

Isi dalam Qur’an berisikan kritik, jalan keluar, kisah-kisah masa lalu, pengetahuan tentang kosmologi, yang semua berkaitan dengan manusia dan bukan Tuhan secara ekplisit. Karena dalam Alquran Tuhan digambarkan dengan perantaraan majas dan perumpamaan, sehingga Tuhan dalam Islam begitu misterius.

Dari Aukai Collins seorang tentara bayaran yang menjadi Muslim, sampai dengan Jeffrey Lang seorang Matematikawan jenius, menemukan sisi misterius Islam yang berbeda dengan Agama yang lain. Sisi misteriusnya menjanjikan pencarian tanpa henti kepada wujud Tuhan. Tapi pemberhentian terakhir dalam hal agama untuk manusia.

Agama ini mengatur segalanya, dari cara orang memperlakukan toilet, sampai dengan berhubungan seks, maka tidak heran Islam begitu dogmatis, begitu lengkap, dan begitu menakjubkan bagi mereka yang senang meremehkan keberadaan Tuhan.

Tuhan ada dalam keseharian Muslim, dari mengucap salam kepada sesama, sampai dengan terketuk hati melihat keindahan di bumi. Bahkan sesorang yang tiba-tiba menyenangi suatu tulisan, tanpa dikomando dia mendoakan penulisnya keberkahan dari Tuhan .

Awal Peradaban Islam

Di tengah tandus dan gersangnya padang pasir. Pada saat cuaca begitu ekstrem, hanya sedikit varian spesies yang menghuni jazirah Arabia. Islam tumbuh. Dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan wahyu kenabian pada tahun 610 Masehi. 

Dibawakan di tengah penduduk Arab yang barbar, hidup jorok sesukanya, kejam kepada perempuan, dan menghuni tempat paling akhir di mana manusia ingin tinggal di bumi.

Hasilnya adalah mahakarya imperium manusia dengan ketinggian peradaban tanpa tanding dan kekayaan kultural mengatasknamakan Islam yang membentang dari Maroko Afrika sampai Merauke Indonesia. Bahkan, beberapa pelaut asal Afrika menyebarkannya kepada penduduk asli Amerika, dan berwujud pada suku Cheyenne.

Mengapa Muhammad SAW berhasil? Mengapa Islam bisa ditegakkan di muka bumi dengan jumlah 1.5 Miliyar orang pada 2009, dan perkembangan Agama Islam di dunia mencapai 2.9% jauh dari perkembangan penduduk dunia yang hanya 2.3%?

Mengacu pada catatan sejarah, berkaca kepada bagaimana Islam di perlakukan oleh dominasi Barat, yang menggantikan Islam sebagai musuh sebagai runtuhnya komunisme, Islam tetap menjadi pemenangnya. Justru jawaban itu terkandung dalam sisi misterius Islam sendiri.

Isu-Isu Tentang Islam

Islam beradaptasi dengan segala kebiasaan suatu bangsa. Prinsipnya mempermudah dan tidak mempersulit. Di Indonesia Islam disebarkan dengan jalan sinkretisme pada budaya asal. Dan itu memudahkan penyebaran yang ramah.

Di Perancis dan beberapa negara Eropa, Islam diperkenalkan dengan jalan memberikan wanita kehormatan, sehingga alasan mereka membenci Islam karena Islam merendahkan kaum wanita ditepis dengan sendirinya.

Islam pun mampu beradaptasi dengan isu modern di bidang ilmu dan teknologi. Beradaptasi dengan teori kosmologi penciptaan modern, berdasarkan apa yang telah disebutkan dalam Alquran, sebagaimana yang dibahas oleh Ilmuwan seperti Roger Garaudy atau Harun Yahya. Dan mengilhami banyak ilmuwan untuk mengenal anatomi manusia.

Isu lainnya adalah hak asasi manusia yang mampu dijaga kecepatan larinya oleh Islam. Sehingga sejauh segala sesuatunya tidak melanggar aqidah, yakni keimanan pada Allah SWT. 

Sebagai Tuhan yang Satu, keimanan terhadap kenabian Muhammad berserta ajaran pokoknya; wilayah akar dan cabang, bisa dinegosiasikan. Dan dunia menjadi semakin warna-warni.

Islam sebagai Agama penutup bisa diartikan seseorang bisa memulainya dengan bukan Islam, dan lantas menjadikan Islam sebagai pemberhentian terakhir, tanpa harus demontratif, karena bagi Islam yang pertama dilihat adalah kesungguhan di dalam hati nuraninya sendiri.

Posting Komentar untuk " Agama Islam Sebagai Agama Penutup"