Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Kebudayaan Islam

Mengenal Kebudayaan Islam
credit:instagram@bukujogjaofficial

Kebudayaan Islam berasal dari kata kebudayaan dan Islam. Kebudayaan memiliki arti sebagai sebuah hasil pemikiran dan usaha tenaga lahir manusia. Dimana dari hasil usaha tersebut, mampu menciptakan sesuatu yang memiliki nilai dan bermanfaat dalam proses peningkatan kualitas kehidupan manusia.

Peningkatan kualitas kehidupan ini sendiri bisa didapat apabila hasil pemikiran tersebut sudah dilaksanakan dan diwujudkan dalam karya nyata. Disini, hasil pemikiran dapat dilihat dalam bentuk sikap. Hal inilah yang kemudian disebut dengan istilah kebudayaan.

Dengan demikian, semua kemajuan baik yang berwujud fisik maupun non fisik dalam bidang apapun, bisa disebut dengan kebudayaan. Sebab, hal tersebut merupakan hasil dari proses pemikiran serta usaha fisik manusia sehingga menciptakan pembaharuan dalam berbagai bidang.

Melalui definisi budaya ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua agama di luar Islam bisa disebut dengan kebudayaan. Sebab, semua agama di luar Islam sudah banyak mengalami perubahan dan memasukkan unsur pemikiran manusia di dalamnya. Sehingga unsur kemurnian dalam ajaran agama tersebut sudah tidak ditemukan lagi.

Lain halnya dengan Islam. Agama Islam tidak bisa disebut sebagai kebudayaan, karena agama ini bukan berasal dari pemikiran serta karya manusia. Islam lahir bukan dari proses penciptaan manusia. Agama Islam lahir berdasar sesuatu yang datangnya langsung dari Allah SWT.

Dengan demikian, meski Islam sering disebut sebagai sebuah cara hidup, tetap tidak bisa dikategorikan sebagai kebudayaan. Selain tidak berasal dari pemikiran manusia, di dalam agama Islam didasarkan pada wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terdapat peraturan untuk dijadikan panduan hidup manusia agar bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat.

Kebudayaan Islam

Disisi lain, meskipun agama Islam bukanlah kebudayaan, namun agama Islam sangat mendorong bagi umatnya untuk berbudaya. Islam mendorong semua manusia untuk memiliki kebudayaan dalam berpikir, konsep ekonomi, politik, tata pergaulan, bermasyarakat, pendidikan dan segala aspek lainnya.

Dengan demikian, hal ini menunjukan sebuah ketegasan bahwa Islam bukanlah sebuah kebudayaan. Namun Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki kebudayaan yang bisa membawa mereka menuju kehidupan yang teratur, rapi dan tersusun dalam sebuah konsep yang menciptakan kedamaian serta ketentraman.

Salah satu kebudayaan Islam yang lahir karena adanya tuntunan agama misalnya dalam perintah sholat. Di sini, Allah mewajibkan semua umat Islam untuk melaksanakan sholat, dan diutamakan dilakukan secara berjamaah. Untuk pelaksanaan sholat berjamaah ini pada akhirnya dibutuhkan sebuah ruangan atau tempat khusus untuk dilakukannya ibadah tersebut.

Mengenal Kebudayaan Islam

Dari sinilah muncul kebudayaan Islam, yang diwujudkan antara lain melalui seni bangunan. Bangunan yang dibuat untuk melaksanakan sholat berjamaah disebut dengan masjid, dimana arsitektur masjid terlihat sangat khas. 

Meskipun pada setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, namun secara umum bentuk masjid ini memiliki kemiripan antara satu sama lainnya. Dari sini kita bisa melihat peran agama dalam menciptakan kebudayaan. Bukan sebaliknya, adanya kebudayaan yang menciptakan sebuah agama.

Selain itu, masih ada contoh lain dimana konsep ibadah mendorong terciptanya sebuah kebudayaan. Dalam hal ini, umat Islam yang diperintahkan menjalankan ibadah sholat diwajibkan untuk menjaga kebersihannya. Salah satunya ditunjukkan dengan membersihkan badan melalui kegiatan wudhu.

Bahkan dalam ibadah sholat Jumat pun, manusia disunahkan untuk membersihkan badan dengan melakukan mandi. Hal ini menciptakan budaya bersih yaitu mandi pada manusia. 

Sebab, selain sebagai sebuah budaya, kebersihan merupakan salah satu bagian dari keimanan manusia pada Tuhan. Karena Tuhan menyukai kebersihan dan hal-hal yang bersifat bersih.

Dalam surat Al Maidah ayat 2, disebutkan bahwa manusia diwajibkan untuk saling membantu manusia lain dalam hal kebaikan serta ketakwaan. Selain itu, manusia dilarang untuk saling membantu dalam perbuatan yang menyebabkan dosa dan permusuhan.

Perintah ini demikian jelas menunjukkan perintah kepada manusia untuk saling membantu dalam kebaikan. Dalam kehidupan nyata, hal ini diwujudkan dengan adanya sikap saling tolong menolong, bekerja sama dengan manusia lain untuk sesuatu hal yang baik. 

Misalnya melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan selokan yang mampet agar tidak timbul banjir pada saat musim penghujan tiba.

Di sini menunjukkan peran agama dalam proses penciptaan sebuah kebudayaan. Dan Islam memiliki peran untuk mewujudkan konsep ritual, menjadi sebuah kebudayaan pada manusia.

Di dalam Al Qur’an juga disebutkan larangan mengenai zina. Bahwa manusia dengan tegas dilarang untuk berzina, termasuk mendekati segala hal yang berdekatan dengan perbuatan tersebut. Larangan ini disebutkan dalam surat Al Isra’ ayat 32.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." [QS. Al-Isra : 32]

Perintah dalam surat tersebut, menciptakan sebuah kebudayaan manusia untuk saling menjaga diri terutama dari lawan jenis yang bukan muhrimnya. Sebab, dengan adanya pergaulan yang tanpa batas, hal ini sama saja dengan mendekati perbuatan zina sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Isra’.

Padahal, apabila masalah zina ini dibiarkan akan menjerumuskan manusia ke dalam derajat yang rendah. Karena hubungan yang seharusnya diatur dalam sebuah tatakrama perkawinan itu, dibiarkan bebas tanpa kendali. 

Semua orang berhak melampiaskan nafsu kepada siapa saja yang mereka kehendaki. Hal inilah yang diartikan sebagai sebuah kondisi yang menyerupai kehidupan binatang.

Padahal, derajat manusia jauh lebih tinggi daripada binatang. Manusia memiliki kebudayaan, termasuk di dalamnya kebudayaan pergaulan. Dalam pergaulan, terutama dengan lawan jenis, manusia memiliki aturan yang tidak dimiliki oleh para binatang.

Islam mendorong pula manusia untuk memiliki kebudayaan di bidang perekonomian. Tentu saja, perekonomian yang didasarkan pada kebudayaan Islam ini adalah perekonomian yang sehat, dan tidak berpotensi untuk menciptakan keuntungan pada satu pihak namun menyebabkan kerugian pada pihak lainnya.

Di sini Islam memberikan arahan konsep ekonomi yang kemudian diterjemahkan sebagai sebuah konsep ekonomi syariah. Konsep ini menggunakan aturan dalam agama Islam sebagai tata krama perekonomian.

Dalam sistem ekonomi syariah ini, perdagangan yang dilakukan antar manusia harus mampu mengedepankan unsur kejujuran dan keadilan. Sehingga pada setiap transaksi yang dilakukan tidak ada unsur penipuan serta kerugian pada salah satu pihak yang melakukan perniagaan. 

Demikianlah sistem ekonomi yang dijalankan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad agar bisa diteladani oleh umatnya.

Selain kedua prinsip tersebut, dalam sistem perekonomian Islam juga tidak dikenal istilah bunga atau riba. Bahkan Islam mengharamkan transaksi yang menggunakan kedua sistem tersebut.

Sebab, perniagaan yang menggunakan konsep riba atau bunga, pastilah akan menyebabkan salah satu pihak mendapatkan kerugian dan pihak lain memperoleh keuntungan. Hal inilah yang dihindari oleh Islam, yang kemudian menawarkan konsep bagi hasil dalam proses perniagaan dan perekonomian.

Di dalam kehidupan nyata, hal ini sudah terbukti dengan adanya berbagai krisis di berbagai negara yang menggunakan sistem perekonomian berbasis bunga tersebut. Sektor perekonomian yang dibangun menggunakan keuntungan dari riba tersebut, tidak mampu menahan gejolak krisis dunia.

Saat itulah, banyak ahli ekonomi yang kemudian beralih untuk mempelajari konsep perekonomian syariah. Sistem ini dipercaya mampu menjawab  berbagai masalah krisis ekonomi dunia dan menyelesaikan gejolak yang terjadi.

Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli terbukti bahwa mata uang Dinar merupakan satu-satunya jenis mata uang di dunia yang tidak mengalami pengaruh atas krisis yang terjadi selama ini. 

Nilai mata uang Dinar pun selalu stabil, di tengah gejolak krisis mata uang yang pernah melanda dunia. Hal inilah yang kiranya bisa menguatkan fakta, bahwa sebuah kebudayaan yang didasarkan pada ajaran agama Islam mampu tumbuh secara stabil dari jaman dahulu hingga saat ini dan nanti. 

Sebab, kebudayaan ini muncul dan lahir dengan dasar agama, dan bukan sebaliknya, dari kebudayaan menciptakan sebuah agama yang pasti tidak akan mengalami keabadian.

Posting Komentar untuk " Mengenal Kebudayaan Islam"