Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Artikel Islami: Suami Sebagai Pohon Peneduh dalam Keluarga

Artikel Islami: Suami Sebagai Pohon Peneduh dalam Keluarga

Pohon peneduh adalah sebuah pohon yang besar dengan batang yang tinggi dan menjulang. Pohon ini memiliki begitu banyak ranting dan daun di setiap ranting dan cabang. Kebanyakan ukurannya lebih besar dari pada pohon-pohon lain yang ada.

Sebuah pohon disebut sebagai pohon peneduh jika ia ditanam di sebuah daerah yang panas. Letaknya di tengah-tengah tanaman lain yang berukuran lebih kecil darinya. Setiap mata akan tertuju padanya karena bentuknya yang terbesar dan terindang.

Pohon peneduh ini telah ditanam bertahun-tahun yang lalu. Usianya telah berumur. Mungkin ia memiliki usia paling tua di antara tanaman lain yang ada di sekelilingnya.

Selain memiliki batang yang besar dan tinggi menjulang, ia juga memiliki akar yang kuat dan kokoh. Akarnya telah tumbuh ke dalam tanah dengan kuat dan menjulur agar menjauh dari pohon. Akar yang ada di dekat pohon terlihat menyembul ke atas tanah dengan tekstur tebal menunjukkan kekuatan yang dimilikinya dalam menopang tegaknya pohon.

Pohon peneduh juga memiliki cabang yang banyak, menjulur ke segala arah. Setiap cabang menghasilkan ranting yang juga masih membuat ranting-ranting baru yang lebih kecil. Di ujung setiap ranting, melekat erat banyak sekali daun yang seakan-akan mendekap erat pohon ini.

Pohon ini disebut sebagai pohon karena perannya yang meneduhkan. Ia telah ditanam pada sebuah wilayah atau daerah yang kering. Ia juga memiliki tubuh yang lebih besar dari tanaman lainnya. Seakan menjadi pemberi rasa sejuk dalam kepanasan dan kekeringan.

Daun pohonnya yang banyak dan rimbun seakan mendekap dan menjaga tanaman lain di sekitarnya. Kerindangan ini juga memberikan efek kesejukan bagi manusia yang melihatnya. Seperti mata air di padang pasir yang gersang dan kering.

Memang letak pohon peneduh biasanya di tempat-tempat yang kering dan panas. Atau pada saat ini, banyak ditanam di kota-kota besar. Hal ini dimaksudkan agar pohon peneduh tersebut mampu menjaga kebersihan dan kesejukan udara di kota.

Sudah kita ketahui bahwa udara di kota telah menjadi lebih kotor dan tercemar dari hari ke hari. Asap kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang banyak beroperasi menjadi penyumbang terbesar terpolusinya udara di kota. 

Di sinilah pohon peneduh menunjukkan perannya. Pohon peneduh ini membersihkan kotoran yang ada di udara dan membuatnya lebih menyehatkan lagi bagi manusia.

Di sinilah peran pohon peneduh. Ia memberikan manfaat kepada makhluk lain di sekitarnya, pada tanaman-tanaman lain di sekelilingnya, dan juga manusia di sekitarnya.

Kedudukan Suami dalam Keluaraga

Artikel Islami: Suami Sebagai Pohon Peneduh dalam Keluarga

Seorang suami adalah pemimpin keluarga. Posisinya menjadi orang terkuat dalam keluarga. Apalagi jika seorang suami telah berubah peran menjadi seorang ayah, maka tanggung jawab dan tugasnya akan lebih berat lagi.

Bagi seorang wanita, memiliki suami merupakan sebuah anugerah dan nikmat yang memang benar-benar patut disyukuri. Tidak semua wanita di dunia ini diberi kesempatan untuk mendapatkan suami atau menjadi seorang istri.

Datangnya kehadiran buah hati juga akan menambah nikmatnya kehidupan rumah tangga yang dibangun suami istri. Suami akan menjadi ayah dan istri akan menjadi ibu. Rumah tangga akan diramaikan dengan tangis dan canda dari anak-anak.

Walaupun dengan kehadiran seorang anak, tugas dan tanggung jawab suami dan istri akan menjadi lebih banyak dan berat. Tapi, jika dilakukan dengan perasaan ikhlas dan tulus, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang berat tersebut akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.

Suami Sebagai Pohon Peneduh Bagi Keluarga

1. Suami Sebagai Tulang Punggung Keluarga

Ibarat pohon peneduh yang memiliki akar yang kuat dan kokoh untuk menopang berdiri tegaknya pohon dan menyerap air dari dalam tanah agar tumbuhan bisa melakukan proses fotosintesis guna memasak makanannya. 

Seperti itu juga seorang suami. Suami memiliki tugas utama sebagai tulang punggung keluarga, mencari nafkah untuk semua anggota keluarga.

Suami pergi bekerja keluar rumah, sedangkan istri di rumah menjaga dan mendidik anak-anak. Walaupun dengan berkembangnya zaman, saat ini banyak istri yang juga turut bekerja mencari nafkah, tapi tetaplah bahwa tugas mencari nafkah ada berada di pundak suami. Perubahan zaman tak akan mengubah hal ini.

2. Suami Sebagai Pengayom Keluarga

Seluruh bagian pohon peneduh seakan dapat menjaga keberadaan tanaman dan juga manusia lain di sekitarnya. Batangnya yang besar dan menjulang tinggi memberikan rasa aman dan sejuk bagi siapa pun yang berteduh di bawahnya. Selain juga memberikan udara yang segar ketika kita duduk di bawahnya di siang hari yang terik.

Cabang dan ranting yang banyak serta daunnya yang lebat dan rindang juga seakan mendekap erat tanaman dan manusia yang ada di bawahnya. Memberikan perlindungan dari panas dan terik matahari serta angin yang menerpa.

Akarnya juga kuat dan kokoh dalam menopang berdiri tegaknya pohon itu. Akar yang kuat juga memberikan rasa aman bahwa pohon tersebut akan tetap berdiri untuk beberapa waktu ke depan. Tanpa ada rasa khawatir bahwa pohon akan tumbang karena terpaan angin kencang atau sapuan banjir besar.

Seperti ini pula kedudukan seorang suami dalam sebuah keluarga. Suami menjaga dan memberikan rasa aman kepada setiap anggota keluarga. Setiap permasalahan yang datang menerpa bahtera rumah tangga diharapkan dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan arif dan bijaksana.

Suami menjadi tumpuan berdirinya dan berlangsung keluarga yang ia pimpin. Ini tidak hanya disebabkan karena suami sebagai sosok laki-laki dalam keluarga, tapi karena memang peran suami yang demikian.

3. Suami Sebagai Pemimpin Keluarga

Mungkin kita pernah melihat sebuah sinetron keluarga yang memperlihatkan betapa sangat takut dan tunduknya beberapa suami kepada para istri mereka. Dalam melakukan segala sesuatu, mereka harus dalam arahan sang istri. 

Mereka harus menuruti kemauan dan arahan istri. Jika melakukan sedikit kesalahan saja maka kemarahan istri lah yang akan didapat oleh suami.

Ini merupakan hal yang tidak sepatutnya terjadi. Justru sebaliknya yang harus terjadi. Istri tunduk dan patuh kepada suami dalam artian melaksanakan semua amanah yang diberikan suami.

Ketundukan dan kepatuhan istri kepada suami tetap dalam sebuah suasana kehidupan hubungan dua manusia yang saling mencintai dan penuh dengan suasana persahabatan antara keduanya. Bukan seperti ketundukan dan kepatuhan dalam suasana ketakutan dan kekhawatiran jika melakukan kesalahan akan mendapat hukuman berat.

Walaupun tak dapat kita pungkiri bahwa apa yang ditunjukkan di dalam sinetron tersebut juga merupakan salah satu fakta dalam masyarakat kita.

Suamilah yang menjadi pemimpin dalam keluarga. Dia memikirkan bagaimana membawa keluarga pada kondisi yang baik dan tenteram.

Setiap keputusan yang telah dibuat suami, yang tentunya dengan memperhatikan pertimbangan dari semua anggota keluarga terutama sang istri, haruslah dipatuhi dan dilaksanakan semua anggota keluarga dengan penuh rasa tanggung jawab.

Pemimpin adalah sosok yang selalu ada di depan untuk memberikan arahan dan petunjuk kepada siapa pun yang ada di belakangnya. Suami juga melakukan arahan dan petunjuk agar semua anggota melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dengan baik dalam keluarga tersebut.

Seorang suami ibarat sebuah pohon peneduh bagi semua anggota keluarga. Peran dan posisi yang dimiliki suami memang tidaklah ringan. Tapi dengan tanggung jawab yang ia miliki, suami akan mampu melaksanakan tugas berat dalam keluarga. 

Tentu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab suami ini akan selalu dibantu oleh seluruh anggota keluarga yang lain terutama sang istri.

Posting Komentar untuk " Artikel Islami: Suami Sebagai Pohon Peneduh dalam Keluarga"