Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masyarakat Islam Indonesia

abuya-yusuf-caringin
credit:instagram@sanadnusantara

Indonesia negara muslim terbesar dunia. Namun, para founding father tidak membuat Indonesia sebagai negara agama. Indonesia dipandang moderat oleh dunia internasional. Terutama, ketika menganut sistem demokrasi. Indonesia, bahkan, dianggap mampu jadi moderator konflik dunia Barat dan Islam. Indonesia dekat dengan Amerika Serikat. Namun, satu sisi dekat dengan Iran.

Masyarakat Islam Indonesia sudah memahami potensi ini. Maka, ketika meletus kembali konflik Israel–Palestina, Indonesia didorong berbuat lebih dari sekadar mengecam. Masyarakat Islam di sini, terutama dari Ormas, bahkan sudah sering mengirim relawan ke Palestina. Namun, posisi Indonesia tidak berkutat di seputar konflik Timur Tengah semata.

Moderat

Ketika Obama ingin melakukan speech di negara Islam demi promosi kedamaian US–Islam, nama Indonesia mencuat. Namun, justru Mesir yang terpilih. Ketika Obama berkunjung ke Indonesia, pamor Indonesia kian mencuat. Presiden Paman Sam ini mengunjungi Masjid Istiqlal. Obama bercerita seputar pengalaman hidup masa kecilnya di Jakarta. Soal Islam yang plural dan toleran. Unity in diversity.

Bukan karena Obama datang masyarakat Islam Indonesia jadi bagus. Namun, masyarakat Islam Indonesia memang relatif moderat. Terutama, melihat kiprah Gus Dur dan Emha Ainun Nadjib. 

Islam moderat yang mempromosikan toleransi dan pluralisme memang terbukti nyata. Kita bergandengan tangan dalam nuansa perbedaan. Ikatan agama, suku, dan ras, melebur dalam kata "Indonesia". Setidaknya, itu yang kita lihat dalam falsafah konstitusi.

Tantangan

Masyarakat Islam Indonesia bukan tanpa cela. Terutama, menilik aksi belakangan ini. Pembakaran rumah ibadah, bentrok bernuansa agama, dan teror atas nama agama. Masyarakat Islam Indonesia diuji oleh serangkaian aksi demikian. 

Islam terkotak-kotak dalam moderat, konservatif, dan liberal. Tiga pandangan ini silih mewarnai peta pemikiran Islam Indonesia. Pandangan tersebut berpengaruh signifikan terhadap karakter masyarakat islam Indonesia.

Kini, masyarakat Islam Indonesia harus melakukan transformasi. Kesalehan personal harus terwujud dalam kesalehan sosial. Kutipan ayat suci pun berkata demikian. Tidak utuh ibadah seseorang ketika abai pada lingkungan sekitar. Konteks Indonesia cukup relevan. Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia masih rendah. Ada 32 juta masyarakat miskin di Indonesia. Ini yang perlu diperhatikan.

Kesalehan personal akan kontradiktif ketika menyimak korupsi kian meninggi. Kesalehan personal kurang afdol ketika melihat budaya jujur sudah kuno. Masyarakat Islam Indonesia mesti mewujudkan kesalehan sosial. 

Bukan segi ibadah tidak penting. Namun, habluminallah harus diiringi juga habluminannas. Relasi pada Tuhan diimbangi relasi pada manusia. Dengan ini, masyarakat Islam Indonesia bisa menatap masa yang lebih cerah.

Posting Komentar untuk " Masyarakat Islam Indonesia"