Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Inspiratif Islami Hatim At-Thayyi

 

Kisah Inspiratif Islami Hatim At-Thayyi

Kisah islami banyak menjadi ide agar bisa dijadikan contoh dalam menjalankan kehidupan setiap hari dan untuk orang yang selalu ingin mengoreksi diri mereka. Cerita-kisah islami menjadi pelajaran dan motivasi dalam pembangunan adab dan personalitas yang islami.

Berikut ini diceritakan tentang seorang pemuda yang murah hati dan dermawan, dimana dia selalu ingin memberikan segala yang terbaik untuk tamu yang bertandang ke tempat tinggalnya. Dia tidak segan dalam melayani tamu sampai kuda kecintaannya pun disembelih untuk disuguhkan sebagai makanan untuk makan malam tamunya.

Kisah Hatim At-Thayyi

Seorang pemuda itu namanya Hatim At-Thayyi, ia datang dari suku Badui. Kerjanya adalah menggembalakan domba dan unta.Dia menggembalakan hewan-hewannya dengan penuh kasih-sayang, sehingga hewan piaraannya berkembang biak dengan cepat.

Hatim At-Thayyi dikenal juga sebagai pemuda yang rajin, jujur, sukai membantu orang yang sulit, murah hati, santun dan selalu melayani tamu yang tiba ke tempat tinggalnya dengan baik sekali, walau dia belum mengenalinya, dia akan suka jika tamunya bermalam di tempat tinggalnya.

Terkadang Hatim menyengaja untuk menyembelih salah satunya dombanya untuk melayani tamunya. Rutinitas Hatim melayani tamu itu tidak membuat dia kekurangan, tapi justru menambahkan rejeki yang banyak. 

Domba dan unta yang digembalakannya lama-lama makin banyak, sampai dia cari beberapa penggembala untuk menolong menggembalakannya.

Satu hari, ada seorang raja dari negeri Parsi yang ingin menunjukkan kedermawanan Hatim. Raja mengetahui jika Hatim memiliki suatu hal yang paling dicintainya yakni satu ekor kuda. 

Kemudian Raja memerintah utusannya untuk meminta kuda itu. "Katakan padanya, saya benar-benar menginginkan kuda itu," kata raja. Lantas utusan raja itu selekasnya pergi dan sampai juga di dalam rumah Hatim saat hari telah malam.

Baju utusan raja itu basah kuyup karena waktu di perjalanan turun hujan yang paling lebat. Hatim mempersilakan masuk tamunya. Sesudah utusan itu menukar baju, lalu mereka bercakap-cakap.

Sesudah terlibat perbincangan lumayan lama Hatim menanyakan, "Sebenarnya ada kepentingan apa tuan tiba kesini?", utusan itu tidak selekasnya menjawab sebab menganggap tidak tepat, malam sudah larut dan dia memilih untuk menyampaikannya esok saja.

Hatim juga memahami karena menyaksikan tamunya termenung karena itu dia menjelaskan, "Tuan tak perlu menjawab saat ini tidak ada apa-apa". Sesaat selanjutnya Hatim ke belakang ingin melayani tamunya dengan daging unta, tapi stok telah habis sedang tempat penggembalaan jauh.

Hatim berpikiran "Apa saya harus menyembelih kuda kecintaanku?", pada akhirnya beliau memilih untuk menyembelih kudanya. 

Disembelihlah kuda itu, sesudah masak disajikannya daging kuda itu ke tamunya. Sesudah makan malam yang paling mengenyangkan dan malam sudah terlarut juga, karena itu mereka juga istirahat.

Esok harinya utusan raja itu menyampaikan tujuan dan maksudnya bertamu ke rumah Hatim. Jika dia diutus oleh raja karena sang Raja menginginkan kuda kecintaannya. Hatim juga bercerita jika kudanya sudah disembelih, dan makanan yang disajikan tadi malam itu ialah kuda kecintaannya.

"Jadi kuda itu sudah disembelih dan disuguhi untuk hamba?" kata utusan itu seakan-akan tidak yakin. Hatim menggangguk, lalu orang itu pamit pulang dengan rasa bersalah. 

Dia menyesal kenapa tadi malam waktu ditanyakan tidak langsung menjawab. Setelah tiba di kerajaan utusan barusan dengan rasa ketakutan dan bersalah langsung bercerita semuanya yang dirasakannya ke raja.

Ia menjelaskan jika dia siap dijatuhi hukuman oleh raja. Tapi Raja justru tersenyum, dia takjub dengan Hatim At-Thayyi. Selanjutnya raja langsung berbicara "Hai utusan !" raja berdiri, "saat ini kembali lagi ke rumah Hatim, membawa kuda-kuda terbaik di istana ini. 

Jangan lupa muati kuda - kuda dengan beberapa barang bernilai. Beri semua ke Hatim sebagai hadiah kesukaannya karena telah melayani tamu dengan baik". Sampai di dalam rumah Hatim, utusan itu memberikan semuanya yang diberikan raja.

Hatim berasa bingung dengan utusan raja yang bawa banyak hadiah, selanjutnya dia berbicara, " Memang hamba sudah melakukan perbuatan kebaikan apa hingga mendapatkan hadiah sekitar ini ?"

Utusan itu tersenyum sekalian berbicara " Karena kamu baik sekali, ingin memberikan sajian tamu dengan tulus. Hadiah ini tidak sesuai dengan keikhlasan tuan," Hatim terangguk-angguk sekalian bersyukur dalam hati atas anugerah yang sudah diberi padanya.

Kisah islami ini memberinya panutan jika yang sudah firmankan oleh Allah SWT itu betul, bila seorang melakukan perbuatan baik tidak cuma pahala di akhirat yang bakal didapatkan tapi di dunia akan diberi dengan berlipat-lipat.

Posting Komentar untuk "Kisah Inspiratif Islami Hatim At-Thayyi"