Sejarah Perkembangan Peradaban Islam
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayah
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berdiri setelah berakhirnya masa ke khalifahan Ali Bin Abi Thalib. Sebagai Khalifah
pertama dinasti Umayah adalah Muawiyah bin Abi Sofyan.
Wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah
berkembang di sebelah Timur sampai ke Orus, bagian barat India sampai di Punjab dan Lahore.
Di utara, di tandai dengan dikuasainya pulau Rhodes, dan Crotta. Sementara di barat, dinasti Umayah ini menguasai seluruh
Afrika Utara, Aljazair, Tangiers, dan Spanyol.
Kemajuan Islam pada masa dinasti Umayah ini di antaranya:
1. Bidang Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan uang yang bertuliskan bahasa Arab
yang terbuat dari perunggu. Uang ini kemudian disempurnakan oleh Khalifah selanjutnya yaitu Abdul
Malik bin Marwan.
Jenis uang ini adalah sebagai mata uang resmi pemerintahan islam. Mata uang
tersebut terbuat dari emas (dinar), perak (dirham), dan perunggu (fals/fuls), yaitu mata uang yang satu
sisi bertuliskan kalimat "Laailaha illallat" dan sisi lainnya bertuliskan "Qulhuwallahu ahad."
Bagian
luar lingkarannya dituliskan "Muhammad Rasulullah bil huda wa dinil haq". Untuk kepentingan
itu, Khalifah Abdul Malik bin Marwan mendirikan pabrik percetakan uang di Damaskus.
Dalam tatanan ekonomi dan keuangan juga dibentuk jawatan ekspor dan impor, badan
urusan logistik, lembaga sejenis perbankan, dan badan pertanahan negara. Dalam bidang
teknologi, dinasti telah mampu menciptakan senjata-senjata perang yang canggih pada
masanya, sarana transportasi darat maupun laut, serta sistem pertanian dan pengairan.
2. Bidang Sosial Dan Budaya
Di antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah
seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir dan sebagainya. Pada masa ini
telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia,
dan Arab.
Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada masa
pemerintahan Walid bin Abdul Malik
Kebijakan lain dari peninggalan pemerintahan Dinasti Umayyah adalah mendirikan
lembaga Mahkamah Agung.
Lembaga ini didirikan untuk mengadili para pejabat tinggi negara
yang melakukan penyelewengan atau tindakan yang merugikan bangsa dan negara atau
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Ia juga membangun kubah Baru (Qubbah alSakhra)di Yarussalem yang hingga kini masih terpelihara dengan baik.
Dalam bidang sosial budaya, Khalifah pada masa Bani Umayyah banyak memberi
kontribusi yang cukup besar dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayan) di setiap
kota oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik.
Selain itu juga dibangun rumah singgah bagi anakanak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
a. Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu yang diperlukan untuk memastikan bacaan Al-Qur'an,
menafsirkan, dan memahaminya.
b, Tarikh (sejarah), yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat
hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum yaitu tarikh bangsa-bangsa lain.
Termasyurlah tujuh macam bacaan Al-Qur'an yang dikenal dengan Qiraat Saba'ah, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al-Qur'an.
Pada masa ini
kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu
Abdullah bin Katsir Ashim bin Abi
Nujud Abdullah bin
Amir al-Jashahash, Ali bin Hamzah Abu Hasan al-Kisai, Hamzah
bin Habib az-Zaiyat, Abu amr bin al-Ala, dan Nafi bin Na'im
Ilmu tafsir yaitu imu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al-Quran
Ilmu hadis, yaitu ilmu yang ditunjukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad hadis.
Karena banyak hadis yang bukan berasal dari Rasulullah
Mmu nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan
cara membaca suatu kalimat didalam berbagai posisi
c. Ilmu bumi (al-ughrafia). Ilmu ini muncul karena adanya kebutuhan kaum muslim pada
saat itu, yaitu untuk keperluan menuaikan ibadah haji.
d. Ulumud dakhilah, yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing kedalam bahasa arab
dan disempurnakan untuk kepentingan kebudayaan Islam.
4. Bidang Politik
Semasa Dinasti Ummayah (Amawiyah) berkuasa (41-132 H / 661-750 M), banyak
institusi politik dibentuk, misalnya undang-undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga
sekretariat negara, jawatan pos dan giro, serta penasehat khusus di bidang politik.
Politik telah mengalami kemajuan dan perubahan sehingga lebih teratur dibandingkan
masa sebelumnya, terutama dalam hal khilafah (kepemimpinan) dengan dibentuknya
al-kitabah (sekretariat negara), al-hijabah (ajudan), organisasi keuangan, organisasi
kehakiman, dan organisasi tata usaha negara,
Kekuatan militer pada masa Ban Umayyah jauh lebih berkembang dari masa sebelumnya,
sebab diberlakukan undang-undang wajib militer (Nizhamut Tajnidil ljbary).
Pada masa
sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara merupakan pasukan sukarela.
Pada masa ini juga dibangun armada laut dengan sempurna yang berhasil menaklukan
pulau Rhodus dengan panglimanya Laksamana Aqabah bin Amir juga membentuk armada
yang bisa bertempur dalam segala musim
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang enam abad (132-656 H/ 750-1258 M).
didirikan oleh Abul Abbas as-Saffah dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang jenderal
muslim yang berasal dari Khurasan, Persia.
Berikut ini adalah beberapa kemajuan dalam masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, antara lain:
1. Bidang Sosial Dan Budaya
Kemajuan ilmu pengetahuan dan sosial budaya pada masa ini adalah seni bangunan
dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, dan kota seperti istana Qasharul Dzahabi,
istana Qasharul Khuldi, kota Baghdad, serta Sammara.
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra, bahasa, dan seni musik. Pada masa inilah lahir
seorang sastrawan dan budayawan terkenal seperti Abu Nawas, Abu Athaliyah, al-Mutanabby
dan Abdullah bin Muqaffah.
Karya yang masih dapat dibaca hingga kini adalah kitab Kalilah Wa
Dimna. Sementara tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya masih dipakai adalah
Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad (pencipta teori musik islam), dan al-Farabi.
2. Bidang Politik Dan Militer
Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memperbarui sistem politik pemerintahan dan
kemiliteran. Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik,
pemerintahan Dinasti Abbasiyah membentuk dapertemen pertahanan dan keamanan yang
disebut Diwanul Jundi. Departemen inilah yang mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamana.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa ini bermunculan para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti filsafah.
Filsuf yang terkenal pada saat itu antara lain al-Kindi (185-260H/ 801-873
M) dan Abu Nasar
al-Faraby (258-339 H/870-950 M).
Kemajuan juga terjadi pada bidang ilmu sejarah, ilmu
bumi, dan astronomi. Di antara sejarawan muslim
pertama yang terkenal yang hidup pada
Abbasiyah adalah al-Kalbi yang masyhur
pada abad ke-9 M khususnya dalam studinya
islam dengan peta berwarna.
Al-Biruni pada awal abad ke-11 M melengkapi karya al-Astakhri
ini dengan menerbitkan buku geografi Rusia dan Eropa
utara
Akan tetapi pada masa kemajuan ini, ilmu pengetahuan tidak banyak diberikan perhatian,
namun perhatiannya terhadap seni dalam berbagai bentuk adalah sangat besar, sehingga kerajaan
Usmani mendapatkan julukan the patron of art.
Ketiga kerajaan besar tersebut lebih banyak
memerhatikan bidang politik dan ekonomi. Sedangkan di Barat, mulai menuai kebangkitan dengan
melihat jalur yang terbuka ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah dari daerah Timur
jauh melalui Afrika Selatan.
Hingga pada Abad ke-17, di Eropa mulai muncul negara-negara kuat, bahkan Rusia mulai
maju di bawah Peter Yang Agung. Dan melalui peperangan, Usmani mengalami kekalahan.
Safawi Persia pun ditaklukkan oleh Raja Afghan yang mempunyai perbedaan paham.
Kerajaan
Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum Hindu, bahkan Inggris pun
berperan menguasainya pada tahun 1857 M.
Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam, yang mana dengan berakhirnya
ekspedisi Napoleon di Mesir, telah membuka mata umat Islam akan kemunduran dan
kelemahannya di samping kemajuan dan kekuasaan Barat.
Raja dan pemuka-pemuka Islam
mulai berpikir mencari jalan keluar untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan, yang telah
pincang dan membahayakan umat Islam. Sebab Islam yang pernah berjaya pada masa klasik,
kini berbalik menjadi gelap.
Bangsa Barat menjadi lebih maju dengan ilmu pengetahuan, teknologi
dan peradabannya.
Dengan demikian, timbullah pemikiran dan pembaharuan dalam Islam yang disebut dengan
modernisasi dalam Islam.
Sudah banyak tokoh pembaharu Islam yang telah mengeluarkan buah pikirannya untuk membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik dahulu. Para tokoh tersebut
antara lain, Muhammad bin Abdul Wahab di Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani,
Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid
Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal
di India, Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal di Turki, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Demikianlah uraian artikel terkait dengan Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan Anda.
Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Peradaban Islam"