Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketahui Dan Pahami 5 Jenis Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul


Ketahui Dan Pahami 5  Jenis Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul

Berapakah sesungguhnya jumlah para Nabi dan Rasul Allah SWT? Apakah perbedaan antara Nabi dan Rasul? Menurut sebuah riwayat, jumlah Nabi Allah SWT ada 124.000 Nabi. Para Nabi tersebut memiliki sejumlah pengikut, mulai dari Nabi yang memiliki pengikut paling banyak yakni Nabi Muhammad SAW, atau Nabi yang memiliki pengikut sedikit seperti Nabi Adam AS.

Bahkan ada dalam suatu riwayat yang mengatakan bahwa ada seorang Nabi yang sama sekali tidak memiliki pengikut, yakni Nabi Syam'un atau yang dalam bahasa Ibrani disebut sebagai Simson. Adapun arti dari Syam'un dalam bahasa Arab bermakna yang berasal dari Matahari.

Kisah tentang keberadaan Nabi Syam’un atau Samson / Simson ini memang tidak terdapat dalam Al-Qur'an, namun terdapat pada kitab Qisasul Al Anbiya’. Dalam kitab tersebut dikatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika itu tersenyum sendiri, lalu kemudian ditanya oleh para sahabatnya, “Apa yang membuatkanmu tersenyum wahai Rasulullah?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab, “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika seluruh umat manusia dikumpulkan di padang mahsyar, ada seorang Nabi dengan membawa pedang yang tidak memiliki pengikut satupun, dan masuk ke dalam syurga. Beliau adalah Nabi Syam’un”.

Para ulama menyebutkan bahwa terdapat banyak perbedaan antara seorang Nabi dan Rasul, dan di bawah ini saya akan membagikan beberapa contoh saja, diantaranya sebagai berikut:

1. Kedudukan Rasul Lebih Tinggi Daripada Nabi 

Pendapat ini adalah sebuah pendapat yang sagat masuk akal, karena tidak mungkin seseorang itu akan bisa menjadi seorang rasul kecuali dia telah menjadi seorang Nabi. Oleh karena itulah, para ulama memiliki pendapat bahwa Nabi Muhammad SAW, diangkat menjadi seorang Nabi dengan 5 ayat pertama dari surah Al-‘Alaq yang pertama di wahyukan kepada Beliau dan kemudian diangkat menjadi seorang Rasul dengan dengan 7 ayat pertama dari surah Al-Mudatstsir. Berdasarkan pendapat para ulama tersebut maka dapat di simpulkan bahwa setiap rasul pasti adalah seorang Nabi, akan tetapi tidak semua Nabi adalah seorang Rasul.

Menurut pendapat dari Imam As-Saffariny rahimahullah,  berkata, “Rasul lebih utama daripada Nabi berdasarkan ijma’ ulama, karena Rasul diistimewakan dengan risalah, yang mana ini lebih ringgi daripada jenjang kenabian”. (Lawami’ Al-Anwar: 1/50)

Sedangkan Al-Hafizh Ibnu Katsir juga menyatakan pendapat dalam Tafsirnya , “Tidak ada perbedaan (di kalangan ulama) bahwasanya para Rasul lebih utama daripada seluruh Nabi dan bahwa Ulul ‘Azmi merupakan yang paling utama di antara mereka (para rasul)”.

2. Seorang Rasul Diutus Kepada Kaum Yang Kafir, Sedangkan Nabi Diutus Kepada Kaum Yang Telah Beriman.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam surah Al-Mu'minun ayat ke 44, sebagai berikut:


ثُمَّ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا تَتْرَى كُلَّ مَا جَاءَ أُمَّةً رَسُولُهَا كَذَّبُوه ُ

Artinya:
“Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya”. (QS. Al-Mu`minun : 44)

Dan selanjutnya firman Allah SWT dalam surah Asy-Syu’ara` ayat 105, yaitu:


كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

Artinya:
“Kaum Nuh telah mendustakan para rasul”. (QS. Asy-Syu'ara : 105)

Itulah mengapa kemudian Allah SWT tidak mengatakan “Kaum Nuh telah mendustakan para Nabi”, karena para Nabi hanya diutus kepada kaum yang sudah beriman dan membenarkan Rasul sebelumnya. 

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW, yaitu :


كَانَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ تَسُوْسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ

Artinya:
“Dulu bani Isra`il diurus(dipimpin) oleh banyak nab. Setiap kali seorang nabi wafat, maka digantikan oleh nabi setelahnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

3. Syari’at Para Rasul Berbeda Antara Satu Dengan Lainnya

Hal ini bisa kita simpulkan bahwa setiap Rasul yang di angkat oleh Allah SWT, selalu membawa syariat baru. 

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman dalam surah Al-Ma'idah ayat ke 48, yaitu :


لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

Artinya:
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Ma`idah : 48)

Sebagai contoh misalnya, Allah SWT mengabarkan tentang Nabi Isa bahwa risalahnya berbeda dari risalah sebelumnya sebagaimana dalam  firman-Nya:

وَلِأُحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ

Artinya:
“Dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang dulu diharamkan untuk kalian”. (QS. Ali ‘Imran : 50)

Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam, pernah menyebutkan tentang perkara yang dihalalkan untuk umat beliau, yang mana perkara ini telah diharamkan atas umat-umat sebelumnya, yaitu:


وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمَ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا

Artinya:
“Dihalalkan untukku ghonimah dan dijadikan untukku bumi sebagai mesjid (tempat sholat) dan alat bersuci (tayammum)”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Jabir)

Adapun para Nabi, mereka datang bukan dengan membawa syari’at baru, akan tetapi hanya menjalankan syari’at Rasul sebelumnya. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Nabi-Nabi dari kalangan Bani Isra`il, dimana mereka kebanyakan menjalankan syari’atnya Nabi Musa AS.

4. Rasul Pertama Adalah Nabi Nuh AS, sedangkan Nabi yang pertama adalah Nabi Adam AS.

Allah SWT telah berfirman dalam surah An-Nisa ayat ke 163, sebagai berikut:


إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa` : 163)

Dan Nabi Adam AS berkata kepada seluruh umat manusia ketika mereka meminta syafa’at kepada beliau di padang mahsyar:

وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ

Artinya:
“Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Perlu Anda ketahui, bahwa jarak waktu antara Nabi Adam AS dan Nabi Nuh AS adalah 10 abad (1000 tahun) sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkah oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Ath-Thabrani.

5. Seluruh Rasul Yang Diutus Oleh Allah SWT Diselamatkan Dari Percobaan Pembunuhan Oleh Kaumnya Sendiri. 

Sementara Nabi, terdapat di antara mereka yang ternyata berhasil dibunuh oleh kaumnya sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 91, sebagai berikut:


فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya:
“Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.

Dan dalam firman-Nya yang lain, yakni dalam surah Al-Baqarah ayat ke 61, sebagai berikut:


وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ

Artinya:
“Mereka membunuh para nabi tanpa haq”. (QS. Al-Baqarah : 61)

Dan Allah SWT juga telah menyebutkan dalam surah yang lain bahwa yang terbunuh adalah Para Nabi, dan bukan Rasul.

Itulah artikel tentang Ketahui Dan Pahami 5  Jenis Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul . Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan Anda.

Posting Komentar untuk "Ketahui Dan Pahami 5 Jenis Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul "