Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Sosok Misterius Dalam Al Quran

5 Sosok Misterius Dalam Al Quran

Di balik keagungan Al Quran yang telah menjadi petunjuk bagi umat Islam sepanjang masa, terdapat begitu banyak rahasia yang tersembunyi dalam setiap kalimatnya. Alquran mengisahkan banyak tokoh sebagai pelajaran, namun di antara tokoh-tokoh yang diceritakan dalam Alquran, terdapat sosok misterius yang namanya disembunyikan. 

Sosok ini menarik perhatian para peneliti sarjana dan pecinta Alquran yang ingin menggali lebih dalam tentang jati diri sosok misterius itu. Siapakah mereka? Mengapa Allah memilih untuk tidak menyebutkan nama-nama mereka? Inilah artikel yang akan mengungkap sosok misterius dalam Alquran yang jarang diketahui.

5 Sosok Misterius Dalam Al Quran

1. Sosok Pertama, Dimatikan 100 Tahun dan Dihidupkan Kembali

Di dalam Alquran terdapat seorang yang dikisahkan tanpa nama, padahal dia telah mengalami pengalaman yang menakjubkan dan menyerupai sebuah mukjizat, yaitu dimatikan selama 100 tahun lalu dihidupkan kembali. Dikisahkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 259, seorang yang pergi melewati kota yang hancur. 

Ketika dia melihat reruntuhan kota itu, dia berkata, "Bagaimana Allah akan menghidupkan kota ini setelah hancur menjadi puing-puing?" Dia meragukan kemampuan Allah untuk menghidupkan kembali kota yang telah hancur.

Allah menjawab keraguan orang itu melalui kekuasaan-Nya, yaitu dengan mematikan orang tersebut selama 100 tahun. Setelah mati, Allah menghidupkannya kembali dan bertanya, "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab, "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman, "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini selama 100 tahun lamanya."

Siapakah sosok yang mengalami kejadian luar biasa itu? Menurut tafsir Ibnu Katsir, para ulama berbeda pendapat tentang siapa orang tersebut. Mujahid Ibnu Jabir mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang lelaki dari kalangan Bani Israil. Adapun negeri yang disebutkan dalam ayat, menurut pendapat yang terkenal, mengatakan Baitul Maqdis atau Palestina. Orang tersebut melewati negeri itu setelah negeri itu dihancurkan oleh muktanaser dan semua penduduknya dibunuh.

Riwayat dari Ibnu Nabi dan Muhammad Ibnu Ishaq mengatakan bahwa orang tersebut adalah Nabi Khidir. Sementara itu, Ibnu Abu Hakim meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa orang yang disebut dalam ayat ini adalah Uzair. Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Menurut Ibnu Katsir, dari semua riwayat, pendapat yang paling terkenal adalah bahwa orang tersebut adalah Uzair.

Uzair adalah salah seorang ulama Yahudi. Beliau termasuk tawanan yang dibebaskan oleh raja Persia dan diperbolehkan kembali ke Yerusalem pada tahun 451 sebelum Masehi. Uzair adalah tokoh agamawan Yahudi yang berhasil menghimpun kembali kitab suci Yahudi setelah sebelumnya lenyap.

2. Sosok Kedua, Pemindah Singgasana Ratu Balqis

Dalam kisah Nabi Sulaiman, salah satu babak cerita yang paling terkenal dan direkam dengan cukup detail dalam Alquran adalah kisah Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis. Dalam sebuah pertemuan diplomatik antara dua pemimpin kerajaan tersebut, Nabi Sulaiman menginginkan pemindahan Singgasana Ratu Balqis dari kerajaan Sabadiaman ke istananya sendiri di Palestina dalam waktu sekejap.

Menanggapi hal ini, salah seorang pengikut Nabi Sulaiman dari kalangan jin menyatakan kesanggupannya dengan jaminan bahwa Singgasana tersebut akan dipindahkan sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Meskipun Nabi Sulaiman tampaknya belum merasa puas dengan penawaran jin ifrit tersebut, kemudian seseorang yang memiliki ilmu dari Alkitab memberikan jawaban yang sangat luar biasa. 

Dia berkata, "Aku akan membawa Singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka ketika Nabi Sulaiman melihat Singgasana tersebut terletak di hadapannya, beliau berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari" (Quran, Surah An-Nahl, ayat 40).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Alquran tidak mengungkapkan identitas orang yang membawa Singgasana tersebut. Alquran hanya menekankan bahwa orang tersebut memiliki ilmu dari Alkitab. Tafsir Jalalain, ketika menjelaskan ayat ini, menyebutkan bahwa sosok misterius itu bernama Ashif Ibnu Barkhiya. Dia terkenal sangat jujur dan memiliki pengetahuan tentang asma Allah yang agung, yaitu suatu asma yang jika doa dinaikkan dengan menggunakan asma tersebut, pasti doa tersebut akan dikabulkan.

Namun, setelah itu, sosok tersebut tidak disebutkan lagi. Nabi Sulaiman pun tidak menyebutkan atau memuji kehebatan sosok tersebut. Hingga kini, identitas hamba Allah yang memiliki ilmu dari Alkitab tersebut tetap menjadi rahasia Allah yang tersembunyi.

3. Sosok Ketiga, Pemuda Di dalam Gua

Kisah ini diceritakan dalam hampir semua agama Samawi, namun menariknya tidak ada yang dapat memastikan siapa sebenarnya mereka yang disebut sebagai "Assabul Kahfi" ini. Bahkan jumlah mereka pun hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahuinya dengan pasti. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengisahkan kisah mereka secara detail dalam Alquran, Surat Al-Kahfi ayat 9 hingga ayat 26.

Mereka melarikan diri demi mempertahankan iman mereka dari rezim yang kejam, hingga akhirnya menemukan sebuah gua di tempat itu. Mereka berdoa dan kemudian tidur dalam gua tersebut. Setelah ratusan tahun berlalu, mereka terbangun dan mengira bahwa mereka hanya tidur sebentar saja. Pada masa Rasulullah, umat Nasrani berbeda pendapat mengenai jumlah mereka.

Allah menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui jumlah mereka kecuali hanya sedikit. Ibnu Abbas cenderung pada pendapat bahwa jumlah mereka adalah 7 orang dan yang ke-8 adalah anjing mereka. Pendapat ini kemudian diikuti oleh mayoritas ulama. Mengenai nama-nama mereka yang 7, terdapat berbagai variasi pengucapannya. 

Menurut Ibnu Hajar, tidak ada yang dapat dijadikan rujukan karena nama-nama tersebut bukan dalam bahasa Arab. Dalam tafsir Ibnu Katsir, disebutkan nama-nama mereka sebagai berikut: Matsalmina, Tamlika, Marthunus, Birunus, Dominus, Yathbunus, Falyastatyunus, dan nama anjing mereka adalah Hamran atau Kitmir. Namun, kebenaran mengenai nama-nama tersebut masih diragukan, hanya Allah yang lebih mengetahui.

Kapan mereka hidup? Para pemuda itu hidup pada saat rezim yang sangat keras dalam menentang agama-agama Samawi. Penindasan yang dilakukan oleh penguasa pada zaman itu diperkirakan terjadi pada masa kekaisaran Romawi, tepatnya ketika Kaisar Naik Tahta sekitar tahun 98 hingga 117. Pendapat lain mengatakan bahwa raja penindas tersebut adalah Kaisar Adrianus yang berkuasa setelah Kaisar Trajan.

Lalu, dimanakah letak gua Al-Kahfi? Ada 5 tempat yang diduga sebagai tempat gua Ashabul Kahfi. Pertama, di sebuah kota tua di Turki. Kedua, gua Dikasium dekat Kota Asalihiyah di Damaskus. Ketiga, gua Albatra di Palestina. Keempat, gua di salah satu wilayah di Afrika. Kelima, Gua Rajib yang berlokasi sekitar 8 km dari kota Aman di Yordania.

Letak dan nama-nama penghuni gua tersebut tidak sepenting mengetahui serta menarik pelajaran dari peristiwa ini. Dari peristiwa itu, kita dapat mengambil pelajaran yang berharga, antara lain tentang betapa kuasa Allah terhadap hamba-hambanya.

4. Sosok Keempat, Lelaki Pemberani Di Surat Yasin

Dalam Alquran, di Surat Yasin ayat ke-20, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan seseorang yang menyeru kaumnya untuk mengikuti para utusan Allah, namun nama maupun identitas sang penyeru itu disamarkan. Allah berfirman dalam Surah Yasin, "Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergegas. Dia berkata, 'Hai kaumku, ikutilah rasul-rasul itu.'"

Kisah ini bermula ketika ada tiga utusan Allah datang kepada suatu kaum, namun kaum tersebut mendustakan ketiganya. Imam Ibnu Katsir mengutip dari Ibnu Ishaq bahwa ketiga utusan Allah tersebut bernama Sodiq, Saduk, dan Shalom. Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa utusan tersebut bernama Sam, Un, Yohana, dan Bolus. 

Mereka mendatangi seorang raja di negeri bernama Antakiah, yang berada di wilayah Turki sekarang. Mereka merupakan para Dai yang diutus oleh Nabi Isa untuk berdakwah kepada warga Antakiah agar menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak menyekutukannya. Warga Antakiyah saat itu dipimpin oleh seorang raja bernama Antikos yang menyembah patung.

Namun, alih-alih menyambut seruan dakwah mereka, kaum tersebut justru mengancam para utusan Allah itu. Dalam kondisi tersebut, seorang lelaki misterius dari ujung kota datang dan membela ketiganya. Beberapa riwayat mengatakan bahwa lelaki tersebut bernama Habib Al-Najjar. Menurut Kyai Haji Ali Mustafa Yaqub, Habib Al-Nazar berusaha menolong ketiga utusan Allah itu dari ancaman penyiksaan dan pembunuhan. Dia menasehati kaumnya agar mengikuti ajakan dakwah para rasul.

Dalam tafsir Al-Misbah karya Profesor Quraish Shihab, dijelaskan bahwa penduduk negeri tersebut sangat geram mendengar nasehat Habib. Mereka pun melemparnya dengan batu hingga dia gugur sebagai syahid.

5. Sosok Kelima, Pengikut Firaun Pembela Nabi Musa As

Dikisahkan ketika pertentangan antara Firaun dan Nabi Musa sedang mencapai puncaknya, Firaun melontarkan ide untuk membunuh Musa. Firaun berkata kepada pembesar-pembesarnya, "Biarkanlah aku membunuhnya." Di tengah rencana jahat tersebut, muncullah sosok di antara pengikut-pengikut Firaun yang selama ini menyembunyikan imannya. Laki-laki itu merasa perlu menampakkan jati dirinya demi mencegah terjadinya rencana jahat tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala merekam peran penting laki-laki ini dalam Alquran.

Seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, 'Tuhanku ialah Allah,' padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu? Jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung dosa dustanya itu. Dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian bencana yang diancamkan kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta." (Quran, Surah Al-Mukmin, ayat 28)

Pada ayat berikutnya, laki-laki Mukmin tersebut menghujamkan argumentasinya. Berdasarkan sejarah, ia memperingatkan tentang nasib kaum terdahulu yang mengingkari kebenaran, dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghancurkan mereka. 

Dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa menurut riwayat yang masyhur, laki-laki Mukmin dalam Surat Al-Mukmin tersebut adalah seorang bangsa Mesir dari keluarga Firaun, bernama Asadi. Seorang ulama tafsir mengatakan bahwa dia adalah saudara sepupu Firaun yang membelot dari Firaun dan bergabung bersama Nabi Musa. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, laki-laki ini menyembunyikan imannya dari mata bangsawan Mesir. Dia tidak menampakkannya kecuali pada hari itu, yaitu ketika Firaun mengatakan, "Biarkanlah aku membunuh Musa." Laki-laki tersebut menjadi marah karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan jihad yang paling utama adalah mengutarakan kalimat kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.

Al-Quran menyimpan mutiara terpendam yang tidak terbatas. Ayat-ayatnya mengandung makna yang sangat mendalam bagi orang-orang yang ingin memahaminya. Salah satunya, dalam Alquran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala kerap menyembunyikan nama sejumlah tokoh besar, seolah-olah ingin menunjukkan kepada kita bahwa amal-amal mereka tetap tercatat dan tidak pernah hilang, meski sejarah takkan pernah tahu persisnya nama mereka. 

Dengan cara itu pula, Allah ingin memberikan contoh dalam hal keikhlasan. Kita tidak perlu mencari ketenaran, kesombongan, atau pengakuan saat melakukan perbuatan baik.

Sumber referensi: Embara Lensa Channel

Posting Komentar untuk "5 Sosok Misterius Dalam Al Quran"