Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sifat Nabi Muhammad SAW

Mengenal Sifat Nabi Muhammad SAW
credit:instagram@omah_logam

Dalam ajaran agama Islam, terdapat empat sifat nabi yang utama dan harus dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Hal ini merupakan salah satu tanda yang diberikan oleh Allah, untuk membedakan para Nabi dan Rasul dengan masyarakat biasa.

Empat sifat Nabi itu sendiri dibagi menjadi empat sifat wajib dan empat lagi sifat mustahil. Selain itu, masih ditambah dengan adanya sifat jaiz. Sifat jaiz sendiri merupakan sifat yang juga dimiliki oleh manusia lain, sesuai kodrat pada Nabi dan rasul sebagai manusia. Misalnya adanya rasa lapar, sakit, lelah atau juga mengantuk dan tidur.

Empat sifat nabi yang termasuk dalam sifat wajib atau pasti dimiliki oleh para nabi dan rasul tersebut adalah :

1. Shiddiq

Sifat ini berarti benar, yaitu seorang nabi atau rasul tidak mungkin melakukan sebuah aktivitas yang bersifat dusta atau bohong. Dengan demikian, semua perkataan, perbuatan dan semua perintahnya, merupakan kebenaran yang didasarkan pada ajaran Allah SWT. 

Hal ini sudah ditegaskan dalam Al Qur’an melalui surat maryam ayat 50, yang menyebutkan bahwa Allah sudah menganugerahkan sebagian rahmat Allah kepada para Nabi dan Rasul, serta menjadikan segala sesuatu yang mereka lakukan akan membawa kebaikan dan kemuliaan. Sifat mustahil dari Siddiq ini adalah Kizib, atau berdusta.

2. Amanah

Sifat ini berarti dapat dipercaya dengan sifat mustahilnya adalah khianat. Dengan demikian, para Nabi dan Rasul memiliki sifat yang bisa dipercaya dalam mengemban semua amanat.  

Baik amanat yang diberikan oleh manusia, dan terlebih lagi amanat yang diemban dari Allah SWT untuk menyampaikan ajaran Allah kepada manusia. Dengan sifat amanah ini, maka semua amanat yang diberikan akan disampaikan tanpa mengurangi atau menambahi sedikit pun juga.

3. Tabligh

Merupakan sifat Nabi yang artinya menyampaikan wahyu kepada umatnya. Lawan dari sifat ini adalah kitman, yaitu menyembunyikan wahyu. 

Maksud dari sifat ini adalah bahwa para nabi dan rasul pasti akan menyampaikan semua ajaran dari Allah dengan resiko apapun. Termasuk atas resiko yang bisa mengancam jiwa mereka. contohnya adalah nabi Ibrahim, yang harus mengalami ancaman dibakar hidup-hidup oleh raja Fir’aun.

4. Fathonah

Arti dari Fathonah adalah cerdas. Artinya, para nabi dan rasul memiliki kecerdasan yang menjadikan mereka sebagai manusia yang memiliki kebijaksanaan pada semua hal. Mulai dari sikap, perkataan hingga perbuatan mereka pasti mengandung unsur kebijakan. 

Hal ini menjadikan para nabi dan rasul ini tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain dan tetap meyakini perintah serta ajaran Allah SWT. Lawan dari sifat ini adalah jahlun, atau bodoh.

Sifat Nabi Muhammad SAW

Mengenal Sifat Nabi Muhammad SAW
credit:instagram@advertising_lampung

Nabi Muhammad SAW, dalam ajaran agama Islam merupakan nabi terakhir atau nabi penutup. Sehingga melalui ajaran yang disampaikannya, seluruh umat Islam memiliki kewajiban untuk menjalankannya. 

Dalam masalah kehidupan di dunia, Nabi Muhammad memberikan beberapa tuntunan yang menunjukkan betapa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang layak untuk diteladani dalam berbagai aspek.

Keteladanan dari sifat Nabi Muhammad SAW ini, bukan hanya terletak pada masalah akidah. Yaitu masalah yang berhubungan dengan urusan manusia dengan Tuhan yang diatur dalam ajaran agama. 

Namun, keteladanan Nabi juga meliputi keteladanan akhlak, pada hubungan antar sesama manusia. Itulah mengapa, umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok panutan yang tidak ada celanya dan patut dijadikan pedoman manusia dalam menjalani kehidupan.

Sifat Nabi Muhammad SAW tersebut, secara tidak langsung memberikan pesan kepada manusia. Bahwasanya, dalam kehidupan manusia di dunia harus memiliki keseimbangan. Antara urusan manusia dengan sesama manusia dan antara manusia dengan Tuhan, harus memiliki keselarasan.

Artinya, kita tidak hanya berbuat baik dalam urusan antara manusia dengan Tuhan saja, dan melupakan kebaikan urusan antar sesama manusia. Sebab, pada dasarnya dalam ajaran Tuhan, bukan hanya memerintahkan manusia untuk menyembah pada Tuhan dan menjalankan segala kewajiban agamanya. Namun, dalam ajaran agama, selalu ada tuntunan pada manusia untuk bisa berbuat baik pada sesama manusia. 

Dalam beberapa hadist dan kisah shohih, dijelaskan mengenai berbagai contoh perilaku Nabi Muhammad SAW yang bisa dijadikan suri tauladan. Salah satunya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad. 

Dalam hadist tersebut dijelaskan, berdasar dari penuturan Aisyah, putri Rasulullah, disampaikan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bukan orang yang keji atau suka berkata keji. Sebagai pedagang, beliau tidak suka berteriak di pasar serta membalas kejahatan dengan kejahatan. 

Bahkan sebaliknya, beliau lebih suka memberikan maaf dan merelakan apabila ada orang yang berlaku keji pada beliau.

Selain itu, masih dari Hadits yang diriwayatkan Ahmad disebutkan pula mengenai sikap Nabi Muhammad pada perempuan. Menurut Aisyah, Rasulullah tidak pernah memukul seseorang, kecuali dalam rangka berjihad di jalan Allah. Selain itu, Nabi juga tidak pernah memukul pelayan atau para perempuan.

Selain itu, apabila ada orang yang melakukan suatu aniaya pada Rasul, selama tidak melanggar kehormatan Allah, maka beliau tidak pernah membalasnya. Namun, apabila aniaya tersebut sudah melanggar kehormatan Allah, maka Nabi akan membalas semata-mata karena Allah.

Rasulullah digambarkan juga sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi adab serta etika terhadap orang lain. Kepada semua orang, Nabi digambarkan sebagai sosok yang murah senyum, memiliki budi pekerti luhur dan kerendahan hati. Beliau juga tidak suka memberikan penilaian atau celaan, termasuk pada makanan yang tidak disukainya.

Ada tiga hal yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad dari bagian sifat beliau, yaitu sifat riya’ atau suka pamer, sifat berbangga diri dan meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. 

Beliau juga menghindarkan diri dari manusia yang memiliki tiga sifat. Yaitu suka mencela atau mencaci orang lain, mencari aib dan kesalahan orang lain serta beliau tidak hanya berbicara untuk hal-hal yang mengandung kebaikan serta memiliki nilai pahala.

Itulah mengapa, setiap Nabi Muhammad berbicara, akan mampu menjadikan semua orang yang ada di sekelilingnya tertegun mendengarkan. Sehingga, bisa diibaratkan kepala mereka akan bisa dijadikan pijakan burung karena begitu khusu’ mendengarkan ucapan Nabi Muhammad. Barulah, setelah Nabi terdiam maka orang-orang yang ada di sekelilingnya berani berbicara.

Hal ini karena setiap perkataan yang keluar dari mulut Nabi Muhammad, pastilah mengandung nilai kebaikan dan memberikan pahala.  Nabi akan tertawa, apabila orang-orang yang ada di sekelilingnya tertawa. Beliau akan takjud apabila orang-orang di sekelilingnya juga merasa takjud. 

Selain itu, Nabi Muhammad juga memiliki kesabaran yang sangat tinggi. Termasuk kepada orang asing yang berbicara kasar, atau kepada mereka yang gemar bertanya sesuatu kepada beliau.

Salah satu sifat terpuji Nabi Muhammad adalah bahwa beliau tidak suka dipuji secara berlebihan, kecuali menurut yang selayaknya. Selain itu, Nabi juga tidak pernah memutuskan pembicaraan, kecuali apabila orang tersebut sudah melampaui batas. 

Bila menghadapi kondisi seperti ini, maka Nabi akan segera menghentikan pembicaraan tersebut. Caranya dengan melarang melanjutkan pembicaraan, atau segera berdiri meninggalkan pertemuan.

Posting Komentar untuk " Mengenal Sifat Nabi Muhammad SAW"