Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna dan Dampak Syahadat

 

Makna dan Dampak Syahadat
credit:instagram@komunitasmualaf_balikpapan

Makna dan Dampak Syahadat - Syahadat ialah rukun pertama dari 5 rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa dan beribadah haji.

Tetapi yang penting kita kenali dan ketahui ialah jika pada intinya ke-5 rukun Islam itu sebagai dasar ringkas dan teoritis dari realita Islam dan syahadatain jadi dasar khusus untuk semua rukun Islam itu.

Bila seseorang tidak mengakui jika tidak ada tuhan yang pantas disembah tetapi Allah dan Nabi Muhammad ialah Rasul-Nya karena itu orang itu tidak dipandang seperti seorang muslim karena posisi kalimat syahadatain sebagai rukun pertama. 

Dari 1 segi, dia sebagai dasar dari rukun-rukun Islam yang lain, dan di lain sisi dia sebagai dasar totalitas Islam.

Kata "Asyhadu" memiliki makna " saya bersaksi " kata ini merupaka satu wujud persaksian (syahadat) seorang muslim yang perlu merealisasikan dalam hidupnya setiap hari secara bahasa syahadat memiliki makna pengakuan, janji dan sumpah. 

Kata syahadat dalam gaya bahasa Arab sebagai wujud fi'il mudhari (wujud saat ini dan periode yang bakal datang), karena itu pengakuan, janji dan sumpah seorang yang sudah bersyahadat bukan hanya berlaku di saat disampaikan saja, tapi juga untuk saat seterusnya. 

Dia berlaku mengikat sejauh hayat, tiap detiknya menuntut pembuktian dari syahadat orang itu, dengan menyaksikan makna secara bahasa saja , kita dapat rasakan begitu beratnya berat pengakuan" Asyhadu' yang disampaikan seorang karena dia bukan sekedar pengakuan, janji dan sumpah saja tetapi ke-3 nya sekalian.

Syahadat Sebagai Pengakuan

Ini bukan sekedar pengakuan "ya dan tidak" saja sebagai permasalahan, tapi resiko ada di belakang Ya atau Tidak hanya yang perlu diakui karena harus dijamin oleh orang yang membuat pengakuan. 

Saat seorang ucapkan syahadat pada hakekatnya dia seorang umumkan atau memproklamirkan dianya sebagai individu yang terlepas dari semua ikatan terkecuali ikatan dengan Allah SWT. 

Semua atribut dan identitas yang dia sandang sekarang perlu menggambarkan makna dari proklamasi yang sudah dia kumandangkan.

Firman Allah SWT: 

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Artinya:

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". [QS. Ali Imran:64]

Syahadat sebagai Janji

Ini memiliki ketergantungan sama orang yang mengatakannya. Seseorang yang bersyahadat sebetulnya dia sudah berjani, janji yang berjalan sejak ruhnya masuk ke jasadnya masing-masing saat masih juga dalam kandungan ibunya, sampai hari kiamat nantinya, seperti Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surah Al-A'raf ayat 172.

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". [QS.Al-A'raf:172]

Janji ialah utang yang perlu dibayarkan lunas habis tanpa sisa, karena kehidupan seorang muslim seutuhnya ada dalam ketentuan Allah SWT. 

Sebagai aktualisasi untuk bayar janjinya, janji untuk jadikan Allah sebagai Rob dengan semua hak-Nya. Hak untuk ditaatti dipatuhi, disayangi dan jadi perhatian tiap kehendak dan tekadnya.

Syahadat Sebagai Sumpah

Seperti karakter sumpah yang tidak disampaikan setiap waktu cuman dipakai pada kondisi genting atau pada keadaan tertentu yang dibutuhkan. Hingga harga sumpah itu mahal dan tidak dijual murah. 

Sumpah umumnya dipakai untuk kukuhkan atau membuat rasa yakin, kadang-kadang dia akan ditetapkan atau akan dibuat ialah keyakinan dari faksi lain atau kadang-kadang keyakinan dari diri kita. Sumpah lebih berat dari sekadar pernyatan dan janji. 

Karena selain resiko yang bakal ditemui diakui seutuhnya, orang berkaitan sudah pilih sendiri resiko tertentu yang nyata hingga tidak bisa kembali menghindari.

Secara istilah (terminologi, Asyahadu memiliki arti penyataan, janji dan sumpah ummat yang memiliki iman ke Allah dan Rasul-Nya dengan cara :

1. Membenarkan dalam hati

2. Dipastikan secara lisan

3. Ditunjukkan dengan tindakan

Makna Syahadat yang Pertama

Dengan membaca "Laillahaillallah", memiliki arti kita mengaku Allah salah satu Rabb, Ilah dan Malik

Allah Sebagai Rabb

Kita mengaku jika Allahlah salah satu yang memiliki kekuasan mencipta, mengendalikan dan memiara dan kuasai kita dan semua semesta alam dan didalamnya, seperti ada dalam Al-Quran Surat Al an'am ayat 100-102. 

AIlah yang memberi rezeki ke semua makhluknya dari muka bumi, mengidupkan dan mematikan, turunkan penyakit dan menyembukannya.

Allah Sebagai Ilah

Mengaku Allah sebagai salah satu Ilah maknanya tidak ada tuhan yang sebenarnya terkecuali ia tidak ada yang kita ibadahi, kita sayangi, kita mengagungkan, kita rindukan terkecuali Allah dan hanya ridhonya yang kita harap. Hanya Allah tujuan hidup dan mati kita. Adalah yang selalu kita harap pertemuan dengannya.

Allah sebagai Malik

Mengaku Allah sebagi salah satu Malik, memiliki arti kita mengaku jika cuman Allah yang memiliki hak membuat ketentuan dan undang-undang. Hanya Allah yang pantas ditaati dan ditakutkan. 

Tidak ada yang memiliki hak berkuasa dan memerintah terkecuali atas ijin-Nya kekuasanya mencakup semua faktor kehidupan kita. tidak ada satu jengkal tanah juga di bumi ini yang lepas dari kekuasaan-Nya.

Makna Syahadat yang Ke-2

Setetelah "Laillahaillallah", kita mengucapkan "muhamadurrasulullah", yang memiliki arti kita menerima Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul yang menyampaikan risalah ke kita. 

Sesudah kita mengaku Allah sebagai tuhan yang berkuasa atas kita, karena itu kita harus ketahui apa yang diperintahnya. Beberapa pekerjaan yang membuat suka ke kita, dan tindakan-tindakan apa yang perlu kita jauihi supaya tidak mendapatkan murka-Nya.

Ketentuan hidup yang mana harus kita turuti untuk mendapat enaknya, dan hukum yang mana jangan mushalla, yang jika kita mushalla akan mendapatkan hukunnya? Allah sudah menunjuk Muhammad SAW sebagai utusannya untuk menjelaskan beberapa masalah ini dan mengirim kitabnya dengan mediatoranya.

Rasulullah hidup menurut ketentuan yang sesuai perintahnya, dan dengan begitu jadi tauladan untuk seluruh orang muslim dalam mengendalikan hidup mereka. 

Maka saat membaca Muhammad Rasulullah memiliki arti di saat itu kita sudah mengatakan kesediaan kita untuk ikuti ketentuan dan gaya hidup yang diilustrasikannya dan menampik ketentuan gaya hidup yang berlawanan dengannya.

Ialah berlawanan jika di satu faksi ada seseoang yang mngaku muslim tapi di lain faksi dia membenci sunah Rasul. Jika kita mengetahui makna "Lailahaillallah muhammadarrasulullah", dan mengatakan iman padanya dan pahami tujuannya, karena itu dalam tiap kondisi, cara, hati, pemikiran kita selalu tertuju dalam rencana dedikasi ke Allah dan tuntunan Rasulullah.

Dampak Syahadatain

Persaksian "Lailahaillallah Muhammadarrasulullah" bila dimengerti secara betul akan memberinya imbas positif untuk tiap muslim, yang diantaranya bisa diukur dari 2 sikap yang lahir darinya, yaitu cinta (mahabbah) dan ridha. 

Tiap muslim sebaiknya ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul yang diturutinya. 

Sebagai imbas dari syahadatain ialah hal dasar yang ada pada diri manusia yaitu hati, akal, dan jasad akan memperoleh sibghah Allah sampai utuh seperti Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 138.

Bila semua diri muslim sudah tercelup dalam Sibgah Allah itu, maka ada individu muslim yang kaffah karena saat elemen dasar ( kekuatan) yang ada pada dianya sudah teraplikasi sebagai bentuk pengetahuan syahadatain yang disebut celupan Allah SWT.

Posting Komentar untuk "Makna dan Dampak Syahadat"