Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inspirasi Makna Kejujuran ( Kisah Tukang Pemerah Susu)


image : pixabay

Kisah ini terjadi di masa Khalifah sayyidina Umar bin Khattab Ra yakni khalifah kedua setelah Khalifah sayyidina Abu Bakar Sidiq.. Khalifah Umar bin Khattab memang memang di kenal sebagai seorang Khalifah yang sering secara sembunyi - sembunyi berkeliling memeriksa kondisi dan keadaan rakyat yang di pimpinnya secara langsung dari dekat.

Sobat muslim, suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab sedang berkeliling memeriksa keadaan rakyatnya. Sepanjang malam beliau berkeliling, tiba - tiba langkah beliau terhenti karena melihat sebuah gubuk yang lampunya masih menyala. Secara diam - diam Khalifah Umar mengendap - endap untuk memeriksanya.

Di dalam gubuk terdengar suara orang berbisik - bisik. Khalifah Umar merasa penasaran dan ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Dari balik bilik gubuk Khalifah Umar mengintip kedalam gubuk tersebut, dan di dalam gubuk tersebut tampaklah seorang Ibu dan seorang anak perempuannya yang sedang sibuk memerah susu.

Anak perempuan tersebut berkata, " Bu, kita hanya mendapatkan beberapa kaleng susu saja hari ini. Mungkin akibat dari musim kemarau maka air susu kambing kita hanya sedikit ". "Benar anakku", kata Ibunya.

" Tapi jika nanti padang rumput mulai menghijau kembali pasti kambing - kambing kita menjadi gemuk. Kita bisa memerah susu yang banyak nanti ". Anaknya berkata penuh harapan.

" Sejak Ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya bertambah berat saja. Ibu khawatir kita akan kelaparan nantinya ", kata Ibunya.
Anak perempuan itu terdiam, sementara tangannya sibuk membereskan kaleng - kaleng susu yang sudah terisi. " Nak, " Ibunya mendekat seraya berbisik. Bagaimana kalau kita campur saja susu ini dengan air supaya penghasilan kita cepat bertambah ".

Anak perempuan itu tercengang, kemudian di tatapnya wajah tua Ibunya yang sudah keriput. Wajah yang begitu lelah dan letih karena menghadapai tekanan hidup yang amat berat.

Ada rasa sayang yang teramat besar kepada Ibunya, namun anak perempuan tersebut segera menolak permintaan ibunya.
" Tidak bu ", kata anak perempuan tersebut. " Khalifah Umar RA melarang keras semua penjual susu mencampur susunya dengan air ". Ia teringat sangsi yang di berikan kepada siapa saja yang berlaku curang kepada pembeli.

" Ah, kenapa kau dengarkan Khalifah itu ? Toh setiap hari kita tetap miskin dan tidak akan berubah jika kita tidak melakukan sesuatu ". Gumam Ibunya dengan kesal.
" Apa hanya karena kita ingin mendapatkan hasil dan keuntungan yang besar, lalu kita harus berlaku curang kepada pembeli ? "
" Tapi tidak ada yang akan tahu kalau kita mencampur susu ini dengan air ! Tengah malam seperti ini tak akan ada yang berani keluar rumah. Khalifah Umar pun tidak akan tahu apa yang kita lakukan ini. Tak kan ada yang melihat kita !

"Ibu, walaupun tidak ada satu orangpun yang melihat kita mencampur susu ini dengan air, tapi Allah SWT melihatnya. Allah SWT pasti mengetahui dan melihat semua perbuatan kita, walaupun serapih apapun kita menutupi dan menyebunyikannya ", kata anak perempuan itu dengan tegasnya . Sang Ibu terlihat menarik nafas yang panjang. Hatinya merasa kecewa karena anaknya tidak mau menuruti perintahnya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia merasa begitu kagum dengan kejujuran anaknya.

" Aku tidak mau melakukan suatu ketidakjujuran baik pada waktu ramai maupun di saat sunyi. Aku yakin Allah SWT selalu mengawasi apa yang kita lakukan dan kita perbuat setiap saat ". Kata anak perempuan itu.

Kemudian tanpa berkata apapun sang Ibu nya lalu pergi ke kamar, sementara anak perempuan itu membereskan pekerjaanya hingga selesai.

Di luar gubuk, Khalifah Umar bin Kattab tersenyum dan kagum akan kejujuran anak perempuan tersebut. Kemudian beliau pulang, lalu memanggil putranya Ashim bin Umar untuk melamar gadis tersebut.

Sesudah menikah dengan gadis jujur itu, kehidupan mereka menjadi sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orang tuanya dengan kasih sayang. Selang beberapa tahun kemudian mereka di karuniai anak dan keturunan yang kelak akan menjadi orang besar dan pemimpin bangsa Arab.

Kejujuran di masa sekarang ini sangat langka. Oleh karena itu kita harus senantiasa menanamkan benih - benih kejujuran di dalam hati kita masing - masing.
Percayalah, bahwa kapanpun dan di manapun kita berada Allah SWT senantiasa mengawasi dan melihat diri kita.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut di atas. Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongannya terhadap hamba - hambanya yang jujur.
Aamiin ya rabbal 'alamin

Posting Komentar untuk "Inspirasi Makna Kejujuran ( Kisah Tukang Pemerah Susu) "