Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Negeri Tanduk Setan dan Hubungannya dengan Akhir Jaman

najd

Salah satu tanda hari kiamat yang sudah dekat adalah banyaknya kekacauan dan peperangan, serta munculnya banyak fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin yang membuat mereka terpecah belah. Sebagian besar fitnah yang menimpa kaum Muslimin muncul dari arah Timur, dari arah keluarnya tanduk setan. 

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda, "Ya Allah, jadikanlah daerah Syam penuh berkah bagi kami, jadikanlah daerah Yaman penuh berkah bagi kami." 

Beberapa orang sahabat beliau yang hadir pada saat itu berkata, "Ya Rasulullah, doakanlah juga daerah kami, Najd, agar dipenuhi berkah." Namun, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak memperhatikan permohonan mereka setelah mereka memaksa beliau sampai tiga kali. 

Kemudian, Rasulullah berkata bahwa di Najd akan muncul keguncangan fitnah-fitnah dan di sana pula munculnya tanduk setan. Di mana letak Najd yang disebut sebagai negeri tanduk setan itu, dan fitnah apa yang dimunculkan dari Najd? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.

Najd adalah Tanah yang Tinggi

Najd berada di sebelah timur. Bagi siapa pun yang berada di Madinah, maka Najdnya adalah pedalaman Irak dan sekitarnya, itulah sebelah timur Madinah. Asal kata Najd adalah tanah yang meninggi, demikian penjelasan dari Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengutip pendapat Al-Khatabi. 

Dari pemahaman ini, tentu tafsiran letak Najd menjadi banyak. Bahkan Yakult Al-Hawawi, seorang geografer Muslim, menyebutkan ada 12 tempat yang pernah dikenal oleh orang Arab. Meskipun saat ini Najd dijadikan nama sebuah tempat di Arab Saudi.

Pertanyaannya adalah, apakah Najd yang disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis mengenai kemunculan tanduk setan telah berubah menjadi Arab Saudi, atau ada daerah Najd lainnya? Ibnu Absir, seorang sejarawan terkenal abad ke-12, mengatakan bahwa nama Najd diberikan untuk daerah di luar Hijaz menuju Irak. 

Pendapat ini sesuai dengan mayoritas ulama ahli hadis pada masa klasik, bahwa Najd adalah Irak. Dijelaskan dalam hadis ini, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam setelah shalat fajar kemudian beliau berpaling ke arah kaumnya dan berkata, "Ya Allah, berkahilah Madinah kami, dan berkahilah tempat kami, dan juga Sok kami. Ya Allah, berkahilah Syam kami, dan berkahilah Yaman kami." Kemudian, seorang laki-laki dari Irak berkata, "Juga kami, wahai Rasulullah." Beliau menjawab, "Sesungguhnya di sana muncul tanduk setan dan bergejolaknya api fitnah."

Salim bin Abdillah bin Umar, seorang ahli fiqih dan juga cucu dari Umar bin Khattab, berkata, "Wahai penduduk Irak, alangkah seringnya kalian bertanya tentang masalah-masalah sepele, dan alangkah punya kalian menerjang dosa besar. Saya mendengar ayahku, Abdullah bin Umar, mengatakan, 'Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya fitnah datangnya dari arah sini,' sambil mengarahkan tangannya ke timur. Dari situlah muncul tanduk setan.'"

Ibnu Taimiyah menyatakan dalam fatwanya, "Diketahui bahwa di Kufah atau Irak terjadi fitnah dan perpecahan yang telah ditunjukkan oleh dalil dan kesepakatan ulama. Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka dapatlah kita simpulkan bahwa Najet pada hadis tentang tanduk setan adalah Irak. Dan inilah pendapat yang paling kuat yang disepakati oleh para ahli hadis, ahli sejarah, maupun ahli bahasa."

Fitnah Tanduk Setan

Jika "Negeri tanduk setan" mengarah ke daerah di Irak, maka apakah yang dimaksud dengan "tanduk setan" itu sendiri? Makna "Negeri tanduk setan" yang umumnya disepakati oleh mayoritas ulama adalah fitnah besar yang mengakibatkan terjadinya kekacauan, yang disebarkan melalui bisikan setan di tengah-tengah manusia.

Ibnu Abdil Bar, seorang ulama ahli hadits, ahli fiqih, dan ahli sejarah, mengatakan, "Allah Maha Tahu terkait alasan Nabi menunjuk ke arah Timur dalam konteks fitnah terbesar dan terpenting, yaitu syahidnya Utsman bin Affan." Itulah alasan di balik Perang Jamal dan Perang Shiffin. Mengingat persoalan ini berawal dari timur, kemudian kelompok Khawarij muncul dari tanah Najet di Irak dan daerah-daerah sekitarnya.

Secara kronologis, fitnah yang terjadi di Irak terbagi menjadi tiga masa. Pertama, fitnah di masa lalu, termasuk Perang Jamal. Perang Jamal adalah perang yang terjadi di Basrah, Irak, pada tahun 656 Masehi antara pasukan yang berpihak pada Ali bin Abi Thalib dan pasukan yang berpihak kepada Aisyah, istri Nabi Muhammad, yang menginginkan keadilan atas terbunuhnya khalifah terdahulu, yaitu Utsman bin Affan. Selanjutnya, tragedi Karbala terjadi, di mana Husein, cucu Nabi Muhammad, bersama sahabat-sahabatnya terbunuh melawan pasukan dari Kufah.

Kemudian, munculnya kelompok Khawarij. Khawarij sebelumnya adalah pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari golongannya dan kemudian membentuk kelompok sendiri. Ciri khas Khawarij adalah mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka, meskipun orang tersebut adalah seorang muslim. Kelompok Khawarij pertama kali muncul di Harun, sebuah desa di kota Kufah, Irak. Semuanya ini merupakan fitnah yang memecah-belah kaum muslimin.

Kedua, fitnah di masa sekarang. Saat ini, Irak menjadi kawasan yang penuh dengan pergolakan. Peperangan dan konflik tidak henti-hentinya melanda "Negeri 1001 Malam" tersebut. Setelah diinvasi oleh Amerika Serikat, negara yang sebelumnya lama dikuasai oleh Saddam Husein terjebak dalam perang saudara dan terorisme. 

Lahirnya ISIS di Irak juga menjadi fitnah bagi umat Islam. ISIS menciptakan konsep jihad yang disalahpahami dan sering dikaitkan dengan terorisme. Sehingga setiap kali orang mendengar kata "jihad", timbul kebencian.

Ketiga, fitnah di masa yang akan datang. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "bahwa tidak akan tiba hari kiamat hingga Sungai Eufrat menampakkan timbunan emas dan manusia saling membunuh karena ingin memiliki emas tersebut. Setiap 100 orang, 99 orang terbunuh, dan setiap orang dari mereka berharap menjadi yang beruntung". (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). 

Setelah Sungai Eufrat surut dan muncul gunung emas, peperangan dahsyat akan timbul untuk memperebutkan emas-emas tersebut. Akhirnya, banyak korban jatuh karena orang-orang yang menginginkannya saling membunuh. Sungai Eufrat adalah sungai yang melintasi Irak. Selain itu, ketika menjelaskan hadis tentang Ya'juj dan Ma'juj, para ulama menafsirkan bahwa mereka akan muncul di daerah perbatasan antara Irak dan Suriah saat ini.

Jika benar bahwa yang dimaksud dengan "najd" adalah Irak, maka kita tidak boleh menetapkan celaan dan kecaman kepada individu-individu di dalamnya, karena tidak semua penduduk negeri tersebut menjadi tercela. Bumi tidak mensucikan atau mengotori individu. 

Begitu indah apa yang dikatakan oleh dua orang yang telah dipersaudarakan oleh Rasulullah, Salman Al-Farisi dan Abu Darda. Karena cintanya Salman kepada Abu Darda, beliau menginginkan saudaranya tersebut pindah bersamanya ke Syam, sebagai daerah yang kerap dipuji oleh Rasulullah. 

Lalu, Abu Darda menjawab dengan kata-kata yang perlu ditulis dengan tinta emas, "Sesungguhnya tanah yang disucikan tidak dapat mensucikan seseorang. Yang bisa mensucikan seseorang adalah amalannya." Celaan dan kecaman terhadap suatu daerah terkait fitnah yang akan terjadi di daerah tersebut tidak selamanya terjadi sepanjang waktu. Tetapi terkadang daerah tersebut pernah menjadi mercusuar pengetahuan dan ilmu Allah, tempat berlindung dari segala fitnah.

Sumber referensi: Embara Lensa Channel

Posting Komentar untuk " Kisah Negeri Tanduk Setan dan Hubungannya dengan Akhir Jaman"