Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masjid Demak Adalah Simbol Islam yang Kuat di Pulau Jawa

masjid-agung-demak
credit:instagram@wartademak

Jika ada masjid yang terkenal dengan nilai sejarahnya, bisa jadi Masjid Demak adalah satu di antara sedikit masjid di Indonesia yang memiliki itu. Kemewahannya mungkin memang berbeda dengan Masjid Istiqlal yang ada di Jakarta, tapi nilai historis di dalamnya, jaminan mutu bahwa Masjid Demak memiliki historis lebih menarik.

Wajar saja jika Masjid Demak ini memiliki nilai historis yang jauh lebih menarik dibandingkan dengan masjid lainnya di Indonesia. Masjid ini menjadi saksi bisu dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Jauh sebelum masjid-masjid lain didirikan, Masjid Demak sudah hadir mengakomodir kepentingan umat Islam “baru” untuk beribadah.

Boleh jadi Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut Islam terbanyak di dunia. Melebihi negara-negara yang ada di Arab sana. Jadi, bukan suatu hal yang aneh sebenarnya, jika ada beberapa masjid yang usianya sudah sangat tua. 

Masjid Demak adalah salah satunya. Tentu saja, usia masjid ini sudah sangat tua, hampir bisa disamakan dengan pertama kali Islam ada di tanah Jawa.

Hal yang membuat Masjid Demak istimewa dibandingkan dengan masjid tua lainnya, seperti yang sudah dikatakan di awal, adalah kandungan historisnya. Anda akan banyak belajar sejarah perkembangan ajaran agama Islam di Pulau Jawa ini. Seperti napak tilas akan kebesaran dari para penyebar ajaran Allah di pulau terpadat ini.

Masyarakat Demak pasti bangga dengan hadirnya Masjid Demak ini di tengah-tengah mereka. Pun dengan segenap masyarakat Indonesia. Bangunan tempat beribadah ini memiliki keistimewaan lain selain sebagai rumah Allah. 

Bahwa ini adalah bukti, jika Islam dalam masa penyebarannya memiliki sebuah kekuatan, yang diwakilkan dengan berdirinya bangunan ini.

Nilai Historis Masjid Demak

Namanya saja Masjid Demak, sedikit kemungkinan jika masjid ini berada di Jakarta, bukan? Ya. Karena memang masjid ini bukan terletak di Jakarta. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini terletak di Jawa. Milik masyarakat Jawa dan keturunannya.

Kemegahan Masjid Demak itu merupakan hasil karya dari Raden Patah. Raden Patah adalah pemimpin atau raja pertama dari keagungan Kesultanan Demak di masa lalu. 

Jika masjid-masjid yang ada di Indonesia sebagian besar adalah hasil karya para tukang bangunan, maka Masjid Demak ini hasil karya dari seorang sultan, raden. Sudah terlihat bahwa bangunan ini memang istimewa sejak pertama kali didirikan.

Pada masa keemasan Kesultanan Demak Bintoro, Masjid Demak ini didirikan. Masjid ini menjadi penting karena sebagai basis kekuatan penyebaran Islam pada masa lalu di Indonesia, bukan hanya Pulau Jawa. 

Selain didesain langsung oleh Raden Patah, keistimewaan lain yang dimiliki oleh Masjid Demak ini adalah cerita bahwa Masjid Demak ini konon, merupakan tempat berkumpulnya para wali ketika menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Para wali yang akrab dengan Masjid Demak tersebut pasti tidak asing di telinga Anda. Sekelompok lelaki dengan tekad kuat untuk mengenalkan Indonesia kepada ajaran agama Islam. 

Sekelompok laki-laki berjumlah sembilan yang sangat dikenali masyarakat Indonesia dengan istilah Wali Songo atau Wali Songo. Mereka adalah sembilan orang wali yang menyebarkan ajaran agama Islam untuk pertama kalinya di daratan Pulau Jawa.

Layaknya sebuah perhimpunan di zaman sekarang, Wali Songo menggunakan Masjid Demak ini untuk berbagai kegiatan positifnya. Mereka berkumpul, melakukan ibadah serta diskusi. Semua yang Wali Songo itu lakukan tidak lain dan tidak bukan untuk mengenalkan agama Islam di tanah Jawa yang saat itu masyarakatnya masih menganut sistem agama lain. 

Masjid Demak ini juga digunakan para wali sebagai sarana belajar masyarakat Jawa yang mulai tertarik dengan ajaran agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Sebab itulah, keistimewaan sepertinya sudah menjadi nama tengah Masjid Demak ini. 

Bangunan ini adalah bukti, kejayaan Kesultanan Demak, sekaligus bangunan yang bisa digunakan untuk mengenang perjalanan masa lalu tentang penyebaran agama Islam.

Bangunan Masjid Demak

masjid-agung-demak
credit:instagram@sufisouf

Tebak, apa bahan utama pembuatan Masjid Demak ini? Ya. Masjid Demak ini sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu jati. Masjid ini terbuat dari kayu terkuat yang pernah ada di muka bumi. Panjangnya antara 31 meter x 31 meter. 

Untuk bagian serambi masjid, ukuran Masjid Demak ini adalah 31 meter x 15 meter. Berdirinya Masjid Demak ini atas prakarsa dan gotong royong yang dilakukan oleh Wali Songo dengan bantuan Kesultanan Demak.

Untuk dapat berdiri tegak, bagian atap Masjid Demak ini ditopang dengan empat tiang kayu ukuran besar yang biasa dikenal dengan istilah saka guru. Pilar ini dibuat oleh empat wali. Masing-masing pilar atau saka dibuat oleh satu orang wali. 

Pilar bagian tenggara merupakan buatan Sunan Ampel, bagian barat daya pilar tersebut merupakan buatan dari Sunan Gunung Jati, untuk barat laut, Sunan Bonanglah yang bertanggung jawab. Ada satu pilar yang terbilang istimewa.

Pilar tersebut terletak di bagian timur laut. Saka atau pilar istimewa itu berbeda dengan saka yang sudah berdiri kokoh yang terbuat dari satu pohon kayu besar. Pilar milik Sunan Kalijaga ini terbuat dari potongan-potongan balok yang diikat, dinamakan saka tatal. 

Selesai mendirikan bagian dalam masjid, bagian serambi pun didirikan. Bagian ini didirikan oleh Adipati Unus (Sabrang Lor) pada 1520 dengan menyiapkan delapan buah tiang. 

Didirikannya Masjid Demak ini tidak langsung sekali jadi. Para wali dan pihak dari Kesultanan demak membaginya menjadi tiga tahapan. Berurutan dimulai dari tahun 1466 untuk tahap pertama pembangunan. Saat pertama kali didirikan, Masjid Demak berfungsi sebagai pondok pesantren Glagah wangi yang dipimpin oleh Sunan Ampel.

Baru pada 1477, pembangunan cikal bakal Masjid Demak ini kembali dilakukan. Perubahan fungsi bangunan pun terjadi. Pada tahap kedua ini, bangunan tersebut difungsikan menjadi masjid milik Kadipaten Glagahwangi Demak. Baru, satu tahun kemudian, 1478, ketika Raden Patah menjabat sebagai Sultan Demak bersama Wali Songo, masjid ini berubah menjadi Masjid Demak.

Bangunan Masjid Demak ini dibuat dengan sangat tradisional. Masih mengandalkan pilar sebagai penopang utama. Jika Anda pernah masuk ke dalam Masjid Demak, Anda pasti akan cukup dikagetkan dengan banyaknya tiang di dalam masjid. 

Jumlah tiang penyangga yang dimiliki oleh Masjid Demak ini adalah 128 saka. Dengan 4 saka di antaranya adalah saka guru atau penopang utama.

Banyaknya pilar atau saka atau tiang yang menopang berdirinya Masjid Demak memang semakin membuat masjid yang satu ini istimewa. Ditambah dengan gaya arsitektur yang sangat nusantara. Dengan atap berbentuk limas yang disusun tiga, masing-masing memiliki bentuk segitiga sama kaki, Masjid Demak ini memiliki filosofi.

Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki kubah sebagai atapnya, Masjid Demak ini justru tidak. Tiga susunan pada atap Masjid Demak melambangkan tiga tingkatan penting, yaitu tingkat iman, islam dan ihsan. Bukan hanya bagian atap Masjid Demak yang jumlahnya berfilosofis, jumlah pintu Masjid Demak pun demikian. 

Masjid Demak dilengkapi dengan lima pintu yang nantinya akan menghubungkan antara satu ruangan ke ruangan lainnya. Lima pintu tersebut melambangkan rukun Islam. Masjid Demak juga dilengkapi dengan jendela berjumlah enam yang melambangkan rukun iman. 

Ketika dibangun, para pendiri Masjid Demak ini seolah ingin menciptakan sebuah bangunan yang benar-benar melambangkan Islam secara keseluruhan.

Posting Komentar untuk " Masjid Demak Adalah Simbol Islam yang Kuat di Pulau Jawa"